Harno Pilih Fitrianti, Tampar PDIP

1Palembang, BP-Teka teki siapa nama calon wakil walikota Palembang akhirnya terjawab. Walikota Palembang Harnojoyo mengusulkan dua nama, Fitrianti Agustinda dan Suhaili Ibrahim, sebagai calon pendampingnya di sisa periode 2013-2018.
Usulan dua nama ini dikirim langsung Asisten I Pemerintah Kota (Pemko) Palembang ke Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Palembang, Senin (23/5) pagi. Surat tersebut bernomor 170/000925/V/2016, tertanggal 20 Mei 2016.
Harnojoyo menyatakan, ia yakin dengan pilihannya, bahwa salah satu di antara keduanya bisa menjadi pendampingnya untuk bersama membangun Palembang. “Memilih keduanya berdasarkan pertimbangan yang matang. Saya yakin satu dari mereka bisa menjadi wakil saya,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (23/5).
Diakuinya, nama calon wawako pilihannya bukan usulan PDI Perjuangan, yang sebelumnya mengusung Yudha Rinaldi. Tapi dianggapnya sama saja. Sebab Fitri Agustinda juga kader PDIP.
“Fitri juga kan dari PDI Perjuangan, itu sama saja mewakili PDIP. Fitri juga bisa menjadi wakil walikota,” jelasnya.
Fitri Agustinda merupakan anggota Komisi II DPRD Palembang. Proses pemberhentiannya dari jabatan saat ini bisa dipercepat sebelum tanggal pemilihan. “Harapannya prosesnya bisa selesai sebelum tanggal pemilihan,” ujarnya.
Ketua DPRD Kota Palembang Darmawan mengaku kecewa berat dengan keputusan walikota yang lebih memilih calon wakil walikota bukan dari usulan partai pengusung. “Kalau saya bicara sebagai kader fraksi PDIP tentu kecewa berat atas keputusan tersebut dan menyayangkannya,” katanya.
Menurutnya, fraksi PDI Perjuangan tidak bisa mengawal keputusan Walikota. Pihaknya hanya menunggu instruksi partai untuk mengambil langkah politik selanjutnya. “Sebagai Ketua DPRD, saya tetap profesional untuk menjalankan PP Nomor 49 tahun 2008 untuk segera menetapkan Wawako,” jelasnya.
Ia mengaku akan tetap menjalankan prosedur pemilihan Cawawako Palembang. “Setelah nama ini kita terima, besok (hari ini, red) kita akan mengelar rapat untuk membahas dua nama yang dicalonkan ini,” katanya.
Rapat ini nantinya kata Darmawan, akan melakukan verifikasi atas data kelengkapan dua nama calon yang diusulkan tersebut. “Kita akan minta verifikasi data dua nama calon ini untuk sebagai persyaratan Cawawako ini,” ujarnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan M Aidil Adhari juga kecewa dengan keputusan Harnojoyo, yang tak mengindahkan usulan PDIP. Padahal, PDIP hanya mengusulkan satu nama saja, yakni Yudha Rinaldi.
“Saya jelas kecewa atas keputusan Walikota Palembang yang tak mengeluarkan nama calon usulan PDI Perjuangan. Sebagai ketua fraksi tentunya saya benar- benar merasa kecewa,” katanya.
Aidil tak mau berkomentar banyak mengapa Harnojoyo tak memilih calon usulan dari PDI Perjuangan. “Saya tak bisa banyak komentar, tak bisa berbicara apa-apa lagi karena sudah merasa kecewa,” ujarnya.
Ditanya status Fitrianti Agustinda yang diusung Partai Keadilan Sejahtera dan partai lainnya padahal dia anggota DPRD dari PDIP, ia pun enggan berkomentar. “Silakan tanya saja langsung ke Ketua DPD PDI Perjuangan, saya tak bisa kasih komentar,” tukasnya.
Sekretaris DPD PDIP Sumsel H Ilyas Panji Alam menyesalkan keputusan Walikota Palembang. Padahal, calon Wawako yang diusulkan PDIP merupakan usulan langsung dari ketua umum partai banteng bermoncong putih itu, Megawati Soekarnoputri, yang tak lain Presiden kelima Indonesia. Apa yang dia lakukan seperti tidak menghormati dan menghargai Megawati.
“Sungguh tamparan luar biasa bagi kami yang sangat menghormati dan menghargai etika serta fatsun dalam berpolitik. Masih segar dalam ingatan kami di tahun 2013, saudara Romi Herton dan Harnojoyo mendapat rekomendasi yang sama dari Ketua Umum PDI Perjuangan. Akan tetapi rupanya itu hanya ingatan masa lalu, bukan menjadi suatu penghargaan yang luar biasa bagi saudara Harnojoyo,” kata Ilyas dengan nada keras.
Lebih lanjut Plt Bupati Ogan Ilir tersebut menegaskan, Harno sudah mengambil jalan untuk berhadap hadapan dengan PDI Perjuangan.
“Kalau memang jalan kita sudah berbeda, tidak ada daya dan upaya dari kami selain menerima dan mengucapkan salam perpisahan,” ucapnya.
“Sekarang kita berada pada jalur yang berbeda. Harnojoyo tidak bisa menghargai selembar surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Presiden Ke 5 RI, Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa rekomendasi DPP PDI Perjuangan adalah mencalonkan Yudha Rinaldi untuk dicalonkan menjadi calon wakil walikota yang lain, tidak yang lain,” katanya.
Senada dengan Robi Budi Puruhita, Wakabid Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan mengatakan, walaupun hanya selembar surat, bagi kader dan anggota PDI Perjuangan adalah perintah yang harus dijalankan. Apapun risikonya.
“Seperti halnya ketika surat rekomendasi Romi Herton dan Harnojoyo turun setelah ditandatangani oleh Ibu Megawati Soekarnoputri pada pilwako Palembang 2013 yang lalu. PDI Perjuangan akan mengambil langkah langkah politik terkait keputusan Walikota tersebut. Terima kasih saudara Walikota Palembang, saudara Harnojoyo. Atas pilihan politiknya sehingga jelas sudah batasan antara kawan dan lawan. Antara orang yang memahami etika dan fatsun di dalam politik,” katanya. # pit/osk



Leave a Reply