- May 26, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Melihat kondisi ekonomi terkini, Bank Indonesia (BI) mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini diturunkan dari penetapan awal tahun di level 5,2-5,6 persen kini menjadi 5-5,4 persen.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumsel Hamid Ponco Wibowo mengatakan, keputusan perubahan prediksi ekonomi tersebut berdasarkan hasil perhitungan pada kuartal I-2016 barusan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ke 4,92 persen, atau meleset dari target yang ditentukan sebesar 5 persen.
Dari gambaran tersebut, menunjukan lemahnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan investasi swasta. Oleh sebab itu, kebijakan perkiaraan growth ekonomi secara nasional dirurunkan,” katanya, kemarin.
Hanya saja, kata Ponco, hal tersebut tidak berlaku untuk wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), meski realisasi pada triwulan I-2016 menunjukan pertumbuhan tipis di angka 4, 94 persen, namun hal tersebut sudah mendekati perkiraan yang ditentukan Bank Indonesia. “Selain itu, jika dilihat pada periode serupa di tahun lalu, pertumbuhanya cukup optimis dari 4,58 persen,” katanya.
Maka dari itu, lanjut Ponco, perkiraan growth ekonomi Sumsel tetap on the track di angka 5,6-6,3 persen hingga akhir tahun ini. “Kami melihatnya optimis akan tercapai,” katanya.
Adapun sejumlah sector yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumsel sendri dapat dilihat dari sector konstruksi dari belanja pemerintah pemerintah diantaranya ada empat proyek besar yakni persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018, pembangunan double track kereta api penunjang.
Selain itu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api, pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. “Seperti yang kita ketahui dari pembangunan LRT saja dana yang bergulir mencapai Rp 7 triliun lebih, tentu ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian Sumsel,” ujarnya.
Belanja pemerintah, kata Ponco, merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang besar disamping dari konsumsi masayarat. Untuk daya beli sendiri, diperkirakan akan mulai bergeliat seirring dengan momen Ramadan dan lebaran.
Berdasarkan catatan tahun lalu pertumbuhanekonomi Sumsel berada di kisaran level 4,5 persen. Sedangkan tahun ini, BI memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,6 persen sampai 6,3 persen.
Menurut Ponco pada triwulan dua, pergerakan ekonomi akan lebih massif, dari pengeluaran atau belanja pemerintahan, peningkatan dari segi konsumsi karena bertepatan dengan hari besar keagamann dan lainnya serta untuk dari segi inflasi di tahun ini yang cendrung terkendali.
“Terlebih didukung oleh stimulus fiskal dari pusat dan daerah, serta percepatan proyek infrastruktur. BI juga memprediksi konsumsi rumah tangga akan membaik, seiring terjaganya inflasi dan meningkatnya ekspektasi pendapatan,” terangnya.
Sementara itu, Ekonom Sumsel, Prof Bernadette Robiani beranggapan, tahun ini pemerintah daerah harusnya dapat lebih cepat melaksanakan sejumlah proyek untuk dapat menggenjot pemulihan ekonomi. “Baiknya jika tender proyek pun sudah dimulai sejak awal tahun ini, jadi penyerapan anggaran dapat lebih cepat,” katanya.
Dengan demikian, target pertumbuhan ekonomi Sumsel di angka 5,6 – 6,3 persen di tahun ini lebih optimis dapat direalisasikan. “ Proyek pemerintah peranya sangat penting dalam menyokong kondisi perekonomian. Karena sektor ini memiliki multi efek yang dapat menggerakan perokonomian di sektor lainya,” pungkasnya. Oren