Pemerintah Terlambat Antisipasi Harga Daging Sapi

1Jakarta, BP-Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi menyatakan, pemerintah terlambat mengantisipasi lonjakan harga daging sapi sehingga menyulitkan rakyat. Seharusnya pemerintah melalui Menteri Perdagangan, Pertanian, dan BUMN bisa menekan harga daging sapi jika diimpor sejak awal 2006. “Pemerintah baru mengeluarkan izin impor sejak dua pekan lalu, sudah terlambat. Karena, daging sapi diimpor dari Australia atau Brasil makan waktu sekitar 21 hari,” ujar Viva Yoga Mauladi di Ruangan Wartawan DPR RI, Jakarta, Kamis (9/6).
Viva Yoga mengakui  Indonesia kekurangan daging sapi sekitar satu juta ekor setiap tahun sehingga harus mendatangkan dari luar negeri. Sayang, pemerintah seakan membiarkan kondisi demikian menjelang Hari Raya Idul Fitri sehingga harga daging sapi di pasaran menembus Rp120.000/kilo. Pemerintah  seharusnya mengambil langkah tegas terhadap pelaku kartel di negeri ini yang sejak dulu hanya mencari keuntungan besar, tanpa mempedulikan rakyat kecil.
Anggota DPRRI M Iqbal menandaskan, pihaknya bisa memahami kenaikan harga daging sapi di Indonesia. Hanya saja, kenaikan tersebut diambang batas toleransi. Singapura dan Malaysia masih dijual Rp65.000 /kilo. Indonesia mencapai Rp120.000.
Menurut M Iqbal,  populasi sapi di Indonesia tidak mencukupi kebutuhan rakyat, sehingga harus diimpor dari negara asing. Dan diharapkan ke depan pemerintah  mesti memikirkan bagaimana agar populasi sapi ditingkatkan. “Selama kita masih kekurangan daging sapi, selama itu pula para kartel memainkan harga” kata M Iqbal.
 Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta menilai, persoalan harga daging sapi telah terjadi sejak lama terutama menjelang hari raya. Ini disebabkan kurangnya pasokan sapi dari dalam negeri. “Kelemahan inilah dimainkan  para kartel dengan sesuka hati bikin harga ke pasaran. Mereka harus ditindak tegas,” papar Oesman.


Leave a Reply