Jokowi Minta LRT Dipercepat

1Palembang, BP-Setelah Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pembangunan kereta cepat ringan atau light rail transit (LRT) Palembang termasuk pembangunan infrastruktur prioritas, LRT memasuki tahap baru pengerjaan. Dalam waktu dekat akan kembali dikeluarkan Peraturan Presiden terkait kontrak kerja LRT.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkoordinasi dengan PT Waskita Karya (Persero) sebagai pihak pengerjaan LRT, mengejar target penyelesaian LRT itu hingga pertengahan 2018 mendatang. Sekretaris Project Management Unit (PMU) LRT Palembang Wahidin mengatakan, Presiden sudah meminta agar pembangunan LRT bisa dipercepat pengerjaannya.
“Nanti akan ada Perpres baru yang dikeluarkan Presiden RI. Ini terkait semua progres pembangunan LRT, agar tidak ada hambatan dalam pembangunannya. Kami masih menunggu Perpres ini,” tuturnya.
Dirinya mengatakan, Perpres itu nantinya dikabarkan akan ada pembahasan terkait kontrak pembangunan yang sampai saat ini memang belum ada. Kontrak ini sangat ditunggu oleh PT Waskita Karya untuk mengerjakan proyek tahun jamak selama tiga tahun yakni 2016-2018 yang bersumber dari APBN sebesar Rp11,49 triliun untuk konstruksi dan supervisi.
“Kontrak ini sebenarnya sudah ada jadwalnya. Tapi LRT kan teknologi baru di Indonesia, perlu diperhitungkan dulu semua kesiapannya. Informasi yang kami terima, insya Allah bulan ini kontrak sudah keluar. Tapi apa pun itu, proyek pembangunan LRT tetap berjalan,” tambahnya.
Selain kontrak, juga akan ada penjelasan terkait sarana dan prasarana untuk LRT setelah bangunan LRT selesai. Dalam Perpres baru itu juga akan disebutkan sarana dan prasarana LRT akan dilelang pengadaannya oleh PT Kereta Api Indonesia. Sementara juga ada penjelasan bahwa Dipo LRT yang berada di Jakabaring juga akan terintegrasi dan dibangun oleh PT Waskita Karya.
“Saat ini untuk progresnya sudah berjalan 8,57 persen untuk struktur bangunan bawah. Sesuai target Gubernur Sumsel dan Waskita Karya, pada akhir tahun ini diharap bisa capai 37 persen,” tegasnya.
Saat ini sudah banyak tiang yang merupakan dasar dari struktur bangunan bawah sudah berdiri dan tegak di jalur LRT sepanjang Bandara SMB II hingga ke Jakabaring. Setelah seluruh tiang pondasi tegak seluruhnya, pengerjaan sudah melewati masa kritisnya.
Setelah Lebaran tahun ini, pembangunan LRT akan kembali mengejar target. PT Waskita Karya akan memasang girder untuk penghubung antara satu tiang struktur bangunan bawah satu dengan tiang lainnya.
Pier atau tumpuan di bawah bangunan, pier head  di zona I dan zona V sudah hampir rampung semua. Pasca Lebaran nanti, akan dipasang girder di atasnya. Zona I dan zona V lebih dulu dan maju progresnya. Girder kini tengah dicetak pre cast dan siap dipasang. Untuk zona II, zona III, dan zona IV, masih dalam pengerjaan pembangunan pier dan pier head.
Selain memasang girder, pasca Lebaran akan dilakukan pemasangan tiang pancang untuk jembatan LRT di atas Sungai Musi. Jembatan untuk jalur LRT ini tingginya sejajar dengan Jembatan Ampera. Sampai saat ini pihaknya masih melakukan identifikasi untuk kedalaman Sungai Musi dan masih menunggu peralatan didatangkan dari pusat.
Dirinya menuturkan,  dalam pembangunan LRT ini tidak ada hambatan yang berarti, seperti contohnya pembebasan lahan. Lokasi pembangunan LRT ini menggunakan lahan milik negara dan berada di atas ruang milik jalan negara. Pihaknya sudah mengantungi izin untuk ruang milik jalan negara yang dikeluarkan oleh Kementerian PU Pera RI.
“Jadi tidak ada lahan milik masyarakat atau pihak lain yang terpakai. Izin untuk ruang milik jalan provinsi di Jalan Angkatan 45 dan Jalan Arivai Palembang juga sudah kita ajukan, dalam waktu dekat akan keluar. Kalau ruang milik jalan kota, seperti di bawah Jembatan Ampera tidak begitu mengambil space jalan, sehingga tak begitu besar dampaknya,” tutur Wahidin.
Terkait kemacetan jalan akibat pembangunan LRT, pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Palembang untuk membuat kembali rekayasa jalan alternatif di beberapa titik jalan yang rawan kemacetan. Yang terutama di Jalan Arivai dan Jalan Angkatan 45 sebab jalannya memang kecil, namun jalan tersebut adalah pusat perkantoran dan pusat bisnis Kota Palembang.
Sementara itu, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, sebelum memulai pengerjaan LRT, pihaknya sudah merancang sistem TOD dan integrasi antarmoda. TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan masal seperti LRT dengan moda transportasi lainnya yang dilengkapi jaringan pejalan kaki atau sepeda.
Berdasarkan studi lalu lintas yang sudah dilakukan, Alex menuturkan, lalu lintas Palembang akan grandlock pada 2019 mendatang bila tidak ada penambahan ruas jalan atau tidak mengurangi intensitas volume kendaraan.
“Sembari menambah ruas jalan-jalan baru, kami pun berupaya mengurangi intensitas volume kendaraan di jalan dengan membangun transportasi masal baru, LRT ini. Untuk mengurai kemacetan dan kesemrawutan ini membutuhkan satu tindakan berani, kalau tidak kemarin tidak berani mengambil momen untuk meminta dukungan kepada Presiden, sampai kapan pun LRT ini tidak akan bisa dibangun di Palembang,” tuturnya.
Selain menghindari macet total tersebut, LRT pun menjadi salah satu infrastruktur penting demi penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang. Pada atlet, undangan, dan official, nantinya tidak perlu turun ke jalan untuk mencapai Jakabaring Sport City (JSC). Cukup mendatangi stasiun LRT di bandara, dalam hitungan menit sudah sampai di JSC tanpa harus macet-macetan.
Dengan sistem TOD, nantinya LRT akan terintegrasi dengan Transmusi dan angkutan kota lainnya. Fasilitas umum dan bangunan lainnya yang dilintasi jalur LRT pun, tanpa disuruh, akan mempercantik untuk menarik para penumpang menikmati perjalanan mereka.
“Bangunan direnovasi, dicat ulang jadi lebih bagus, lampu diperbanyak. Ini dampak motivasi yang langsung muncul saat LRT sudah beroperasi nanti,” jelasnya.
Untuk kemacetan yang disebabkan oleh pembangunan ini, Alex berujar, masyarakat tidak perlu khawatir kemacetan akan terjadi hingga pembangunan usai pada 2018 mendatang. Karena apabila dalam satu titik pembangunan selesai, seng-seng yang menutupi area konstruksi akan dibuka, serta jalan yang rusak pun akan segera diperbaiki.
“LRT adalah transportasi yang high end technology. Pakai listrik agar selain ramah lingkungan, perawatannya pun lebih murah dibandingkan dengan dengan diesel. Jalur LRT JSC-Bandara SMB II ini adalah koridor I. Nanti selepas Asian Games akan dibangun tiga koridor lainnya yang akan menyambungkan daerah lain di Palembang untuk terintegrasi,” tandasnya.



Leave a Reply