Diterima Kedokteran Tapi Pilih Akpol Karena Gratis

1Palembang, BP-Komjen Pol Drs HM Tito Karnavian, MA, PhD akhirnya diajukan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Kapolri Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Keberhasilan Tito tersebut tidak lepas dari sosok kedua orangtuanya, Hj Qordiah istri dari H Andi Suhandi Hatta, yang tidak asing bagi warga yang tinggal  di kawasan Jalan Pangeran Sidoing Kenayan atau Karang Anyar, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus Palembang. Hj Qordiah dikenal warga sekitar sebagai seorang bidan.
Terlebih nama Hj Qordiah menjadi pembicaraan hangat warga setempat bahkan warga Palembang sejak anak keduanya dari kelima anaknya akan menjadi orang nomor satu d ijajaran institusi kepolisian di Indonesia.
Hj Qordiah dikaruniahi lima anak, Prof Diah Natalisa,dr Iwan Dakota, Dian Marelia, dr Fifa Argentina, dan Doni Akbar.
 “Saya ini bidan, waktu itu saya meminta kepada Tito untuk menjadi seorang dokter, tetapi Tito memilih jalannya sendiri untuk masuk Akabri,” katanya kepada sejumlah wartawan di kediamannya, Kamis (16/6).
Menurutnya, Tito dulu pernah bercita-cita menjadi dokter. Karena tidak ingin menyusahkam orangtua, Tito lebih memilih melanjutkan pendidikan di AkademiKepolsian di Semarang karena gratis walaupun di institusi pendidikan lain Tito juga lulus.
“Saya sangat bangga dengan Tito, dulu diterima di sejumlah universitas bergengsi seperti Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada, dan STAN. Tapi ia memilih masuk Akpol karena ia tidak ingin menyusakan orangtua,” kata  Hj Qordiah.
Tito yang memiliki sifat dermawan dengan kerabat dan tetangga ini, kenang Qordiah memang sudah ditanamkan sejak kecil mulai dari disekolah hinggan di lingkungan tempat tinggal.
Bahkan, kata Qordiah yang mengaku hanya bertemu saat hari raya Idul Fitri ini, selalu berpesan agar selalu menjadi kepribadian yang baik, sopan dalam berkata dan menjaga silatuhrahmi.
Rasa bangga jelas dirasakan ibunda, yang mendengar jika anaknya menjadi calon tunggal Kapolri oleh Presiden Jokowi, karena Tito merupakan anak yang baik dan capaian yang diraih saat ini merupakan hasil kerja keras atas kemauannya.“Saya hanya berpesan, jika memang anak kedua saya tersebut jadi Kapolri, harus jadi pemimpim yang jujur. Karena kejujuranlah yang membawa keberhasilan,” katanya.
Sementara itu, H Andi Suhandi Hatta ayah dari calon tunggal Kapolri ini yang juga  menjabat sebagai ketua RT 08 di lingkungan tempat tinggal Tito semasa kecil ini, tak kalah dermawannya.
“Setiap Tito mendapat jabatan atau promosi baru kita selalu mengajak warga untuk membaca yasinan bersama untuk selamatan,” katanya.
Bahkan, kata bapak dari calon Kapolri tunggal  yang lahir  di Palembang,  26 Oktober 1964 ini, Tito juga pernah dikejutkan oleh orang pintar yang kebetulan satu kereta di Magelang yang menunjuk kearahnya diantara teman-teman satu angkatan dengannya dengan mengunakan bahasa Inggris.
“Kalau Tito memiliki kelebihan ini terlihat dari dahinya, kata orang pintar dari China yang satu kereta  menunjuk Tito menggunakan bahas Inggris,” kenang Andi yang diceritakan Tito saat mengambil liburan Akpol tingkat II.
Bahkan sang nenek pun bermimpi melihat cucunya membawa bendera ke Istana Negara.
“Waktu itu kita tidak tahu apa arti mimpi itu, setelah dinyatakan sebagai  lulusan terbaik Akpol 1987, kita baru tahu kalau Tito akan dilantik di Istana Negara sebagai lulusan terbaik,’ katanya.#osk


Leave a Reply