- June 23, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Manila, BP-Kelompok militan spesialis penculik warga asing di Filipina, Abu Sayyaf, dilaporkan kembali menyandera tujuh anak buah kapal (ABK) asal Indonesia. Penculikan berlangsung di perairan dekat perbatasan Filipina dan Indonesia.
Informasi ini diungkapkan oleh Mega, istri dari Ismail yang menjadi Mualim I di sebuah kapal Tugboat bernama Charles 00. “Suami menelepon, mereka disandera Abu Sayyaf dan meminta tebusan 20 juta ringgit Malaysia,” kata Mega, Rabu (22/6).
Telepon Ismail itu diterima Mega pada Rabu. Sang suami mengabarinya hingga tiga kali dengan menggunakan sebuah nomor telepon yang diduga milik kelompok Abu Sayyaf.
Menurut Mega, berdasarkan cerita suaminya Ismail, kapal yang digunakan suaminya berlayar dari Sanga-sanga Kalimantan Timur pada 4 Juni 2016. Direncanakan kapal ini akan tiba kembali ke Indonesia pada Senin 27 Juni 2016.
Dalam kapal itu, terdapat 13 orang ABK. “Tapi yang disandera hanya tujuh orang dan dibawa ke sebuah pulau. Sisanya enam orang lagi disuruh bawa pulang kapal kembali,” kata Mega dilansir dari vivanews.
Sejauh ini identitas tujuh ABK yang tersandera yakni, Ismail yang bertugas sebagai mualim, Robin Peter sebagai jurumudi, M Nasir sebagai kapten kapal, Sofyan sebagai juru mudi, lalu ada Edgar, dan dua lainnya yang belum diketahui identitasnya.
Sejauh ini belum ada keterangan apa pun dari pihak perusahaan atas kasus penyanderaan ini. Dengan kasus ini, maka dalam tahun 2016 sudah ada tiga kasus penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf terhadap warga negara Indonesia.
Sementara itu militer Filipina mengatakan sedikitnya tiga anggota kelompok militan Abu Sayyaf tewas dan sepuluh lainnya luka setelah terjadi baku tembak di Sulu. Stasiun televisi CNN melaporkan, Rabu, sebanyak 16 tentara Filipina juga terluka dalam baku tembak di Kota Patikul itu.
Mayor Filemon Tan mengatakan pasukan infanteri dari Batalion ke-32 menyerbu sekitar 200 anggota Abu Sayyaf di Sitio Bud Duwa Bayho, Barangay Pansul pada Selasa sore kemarin. Baku tembak terjadi selama lebih kurang satu jam 30 menit. Tentara yang terluka kini sudah dibawa ke rumah sakit di Busbus, Jolo.
Presiden Rodrigo Duterte kemarin mengatakan hari pembalasan telah tiba bagi Abu Sayyaf. Dia berjanji akan menghabisi kelompok yang sudah berbaiat kepada ISIS itu. “Saya tidak bisa melakukan dalam sekejap. Tapi akan ada masanya hari pembalasan. Ketika saat itu datang, saya akan mengatakan ‘menyerah tanpa syarat. Bebaskan para sandera atau kita bertempur,” ujar Duterte di Davao City.
Kelompok militan ini terkenal dengan penculikan dan permintaan uang tebusan kepada beberapa negara, termasuk Indonesia pada April lalu. Abu Sayyaf juga memenggal tawanan asal Kanada Robert Hall dan John Ridsdel karena uang tebusan mereka tidak dibayar oleh pemerintah Kanada.#rda