- April 5, 2018
- Posted by: admin
- Category: Berita
Lubuklinggau, BP–Tiga spesialis pencurian sepeda motor (curanmor) diganjar dengan timah panas oleh aparat kepolisian karena berusaha kabur saat dilakukan penangkapan, Selasa (3/4).
Berdasarkan data diperoleh, ketiga pelaku yakni, Deska Riansyah (27), Ririn Rikardo (23) dan Efran Ma’ruf (23) kerap melakukan aksi pencurian sepeda motor dari sejumlah masjid di wilayah Lubuklinggau.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Sunandar melalui Wakapolres Kompol Zulkarnain mengatakan ketiga pelaku dibekuk tim gabungan dari Polsek Lubuklinggau Selatan dan Timur.
Setelah pihaknya melakukan penyelidikan atas sejumlah laporan masyarakat yang resah karena kehilangan sepeda motor saat shalat di tempat ibadah.
“Pertama yang ditangkap adalah tersangka Deska dari tempat kosnya di Kelurahan Moneng Sepati, Kecamatan Lubuklinggau Selatan,” katanya, Rabu (4/4).
Kemudian, Zulkarnain melanjutkan, pihaknya melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan Ririn dan Efran yang tinggal di sebuah kos di RT1, Kelurahan Majapahit, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1.
“Hasil pemeriksaan sementara, para tersangka mengaku baru dua bulan terlibat aksi pencurian sepeda motor, namun saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” imbuhnya.
Mantan Kapolsek IT I Palembang ini menambahkan, dalam penyergapan tersebut pihaknya juga mengamankan barang bukti satu unit sepeda motor Honda Beat BG 2867 HM dan Honda Supra X tanpa nomor polisi.
Serta satu buah kunci T bersama gagang nya dan beberapa spion sepeda motor dari berbagai merek dan satu buah alat isap shabu.
Sementara itu tersangka Deska mengaku baru dua bulan melakukan aksi pencurian sepeda motor dan ia bersama dua rekannya sengaja berkeliling untuk mencari sasaran.
Namun, dari dua bulan beraksi, ia mengaku sudah 12 unit sepeda motor dari tiga tempat berbeda yang mereka dapat. “Awalnya cuma coba-coba setelah menemukan mata kunci T di parit depan kos,” katanya.
Ternyata saat dicoba, dirinya melanjutkan, untuk mendapatkan satu unit motor yang menjadi sasaran hanya butuh waktu dua menit. Maka sejak saat itu lah ia mengajak Ririn dan Efran untuk beraksi bersama.
“Kami datang bertiga satu motor, sampai di tempat saya pura-pura mau shalat dan saat orang shalat saya kembali ke parkir mengambil motor dan kabur,” tuturnya.
Menurut Deska, sepeda motor yang didapat dijual ke dusun-dusun di daerah Muratara dengan harga yang bervariasi. “Biasanya uang yang didapat untuk beli shabu dan sama perempuan,” paparnya. #kur