- April 18, 2018
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP
Manuver politik oleh partai politik maupun para politisi adalah hal yang lumrah pada tahun politik dan menjelang Pemilu. Salah satunya, politisi pindah dari satu partai ke partai lain.
Yang terbaru adalah kabar loncatnya Ahmad Yani dari PPP ke PBB.
Bagi Ketua DPW PPP Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Sutikno , pindahnya kader PPP yang juga mantan anggota DPR RI dari PPP ke PBB menurutnya hak masing –masing pribadi.
“Kedua , kita paham bagaimana bagaimana suasana diri pak Ahmad Yani yang pindah partai tersebut, yang itu merupakan hak individu dan harus di pahami bagaimana ketika meninggalkan partai lama dan masuk ke partai baru,” katanya, Selasa (17/4).
Namun menurut Wakil Ketua Komisi III DPRD Sumsel ini menilai, jika Ahmad Yani mengklaim akan membawa jutaan suara PPP ke PBB menurutnya harus dijelaskan secara logika politik .
Karena baginya , Ahmad Yani pernah menikmati dan pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP dari Dapil Sumsel 1.
“ Kami pengurus PPP kabupaten kota seluruh Sumsel dan DPW PPP Sumsel tidak terganggu dengan stetmen Ahmad Yani itu dan kami tetap solid bersama PPP pimpinan Ketua Umum Ir. H.M. Romahurmuziy, MT dan tetap meraih target politik dan cita-cita politik PPP dalam Muktamar PPP di Pondok Gede tahun 2016 yaitu meraih posisi tiga besar pada Pemilihan Umum Legislatif 2019 mendatang,” kata Agus.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullan Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, fenomena politisi atau caleg lompat pagar ke partai lain sudah biasa di Indonesia.
Biasanya mereka mencari alasan pembenaran atas manuver yang dilakukan. Tinggal masyarakat yang menilai, apakah alasan itu tulus, atau hanya untuk menjadi objek pemberitaan.
“Apa yang terjadi pada Yani sudah lazim dalam politik kita mesti tak elok. Biasanya, politisi loncat pagar seperti itu sudah enggak dapat posisi strategis di partai sebelumnya dan mendapat tawaran menggiurkan di pelabuhan partai baru,” kata Adi.
Karena itulah, klaim Yani akan bawa jutaan suara PPP ke PBB hanyalah sesumbar. Sebab, ketika maju sebagai caleg dari PPP, justru Yani gagal mempertahankan kursi DPR.
Adi menyebutkan kader yang loncat itu merupakan contoh buruk, karena hanya berorientasi pada kekuasaan. Partai yang menerima politisi itu juga memperlihat bahwa mereka tidak bisa menghadirkan kader sendiri.
“Fenomena politisi kutu loncat ini tentu menjadi kabar buruk bagi rekrutmen elite partai politik. Mereka hanya berpengaruh sedikit,” katanya.#osk