Andi Arief: Jokowi Seperti Danjen Kopassus, Debat Capres Draw

Jakarta – Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief punya ulasan mengenai performa capres Joko Widodo dan capres Prabowo Subianto dalam debat capres 2019 perdana. Andi memandang Jokowi sangat ofensif, Prabowo disebutnya defensif.

“Dalam debat semalam, Pak Jokowi ofensif serang Pak Prabowo. Dari soal kebohongan, HAM, cost politik sampai komitmen partai soal korupsi. Sebagai penantang, Pak Prabowo defensif. Pak Jokowi cukup menakutkan, atau Pak Prabowo makin sabar. Semalam Pak Jokowi seperti Danjen Kopassus,” kata Andi Arief kepada wartawan, Jumat (18/1/2019).

Andi Arief memandang Jokowi menggebu-gebu dalam debat capres 2019 semalam. Menurutnya, Jokowi reaksioner ketika ditanyai Prabowo mengenai ketidakadilan hukum.

“Pak Jokowi nampak reaksioner saat ditanya Pak Prabowo soal ketidakadilan hukum. Menariknya, Pak Jokowi dalam alam bawah sadarnya ada Ratna Sarumpaet yang rame dalam isu hoaks dan sempat konpers dengan capres,” sebut Andi.

Andi memandang Jokowi menghindari tema terkait KPK dan terorisme. Andi menduga ada beberapa alasan di balik sikap Jokowi yang menurutnya menghindar ketika membahas masalah korupsi dan terorisme.

“Di samping itu, Pak Jokowi menghindari bicara KPK dan terorisme. Soal KPK mungkin berhubungan dengan belum terungkapnya sejumlah serangan ke komisioner dan pegawai. Soal terorisme Jokowi menyerahkan pada Pak Ma’ruf Amin. Terorisme mungkin dianggap sensitif karena selama ini secara tidak sadar memberi stigma buruk pada Islam,” ujarnya.

“Seperti juga tidak mau kehilangan suara kelas menengah yang antikorupsi dalam soal KPK, capres no 01 ini juga tidak ingin makin kehilangan suara muslim apalagi sampai salah ucap misalnya,” ulas Andi.

Mantan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu balik mengulas penampilanPrabowo. Menurut Andi, Prabowo tidak bicara soal HAM lantaran tidak ditanyai Jokowi.

“Saya menunggu Pak Prabowo bicara soal pelanggaran HAM dan penuntasan HAM dan strategi penghormatan HAM ke depan jika terpilih. Bagus juga buat rakyat dan kehidupan politik kita. Saya teringat Mahathir di ujung perdebatan pemilu dengan Najib menjelaskan mengapa ia memilih jalan diktator saat ia mengatasi persoalan di zamannya,” sebut Andi.

“Kenapa Pak Prabowo tidak bicara HAM? Penyebabnya karena Pak Jokowi juga tidak berani bertanya secara terbuka. Setiap sesi debat Pak Jokowi hanya menyindir dengan bahasa gelap. Mungkin maksudnya agar memancing kemarahan Pak Prabowo,” imbuh Andi.

Andi mengatakan ada yang berharap Prabowo marah dan emosi–atau reaksioner–seperti Jokowi. Namun, kenyataannya menurut Andi adalah Prabowo lebih sabar.

Menurut Andi, Prabowo mungkin sudah berubah, entah berubah apa yang dimaksudnya. Yang pasti, dia mengatakan ada kemungkinan Prabowo mendapat efek positif dari debat capres 2019.

“Ini analisis sederhana atas debat capres semalam. Soal dampak elektoral Pak Prabowo paling mungkin dapat dampak positif, karena ada potensi pemilih yang ragu karena Prabowo tempramen, bisa-bisa mengubah pilihannya. Sebaliknya juga Pak Jokowi,” ucap Andi.

Lalu, siapa yang unggul dalam debat capres 2019 perdana versi Andi Arief?

“Kesimpulan saya semalam debat berakhir draw. Situasi draw terjadi di saat Pak Jokowi sangat ofensif,” katanya.(gbr/tor)



Leave a Reply