- January 22, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita

Palembang – Untuk
mengedukasi masyarakat agar mencintai alam serta mempertahankan habitat
satwa, Gubernur Sumsel menggagas pembuatan taman Safari di Kota
Pagaralam. Hal itu disampaikannya saat menerima Yayasan Belantara
terkait Eco Tourism untuk mendukung pembangunan hijau di Provinsi
Sumsel, Senin (21/1) sore di Griya Agung.
Gubernur
Sumsel H. Herman Deru mengatakan, Yayasan belantara merupakan Yayasan
yang non profit namun sangat peduli dalam pelestarian alam ini berikut
dengan satwanya. Apalagi kiprah Yayasan Belantara tidak diragukan lagi
di Indonesia yang begitu banyak kontribusinya terhadap negara.
“Kita
(Provinsi Sumsel) ini masih cukup banyak satwa-satwa diantaranya
Harimau, Gajah, dan Orang Hutan tapi kalau kita diamkan atau tidak
dijaga dengan baik, akan punah juga. Itulah harapan Saya kita tidak
ingin cinta lingkungan, mempertahankan habitat satwa tertentu,
menanggulangi karhutlah hanya sekedar proses-proses ritual saja,
tentunya harus komitmen dan didukung oleh semua pihak dan sektor,”
tuturnya
Menurut Deru
sapaan akrabnya, pemilihan Kota Pagaralam sangat beralasan karena
Pagaralam merupakan salah satu daerah yang masih memiliki hutan dan
keanekaragaman hayati.
“Mengenai
cinta lingkungan, mempertahankan kelestarian alam dan sungai kitakan
harus memiliki contoh seperti taman safari, yang akan mengedukasi anak
cucu kita agar cinta terhadap satwa dan lingkungan, jangan sampai nanti
berapa dekade yang akan datang di generasi mereka sudah tidak mengetahui
jenis-jenis hewan saat ini karena sudah punah sangat Saya khawatirkan
itu, saya akan tawarkan kemudahan seperti sejenis taman safari di
Pagaralam,” jelasnya.
Tak
hanya menggagas pembangunan taman safari, dalam kesempatan ini pula
Deru mengajak Yayasan Belantara untuk kerjasama terkait pengolahan air
bersih khususnya untuk masyarakat yang berada di daerah-daerah perairan
air payau.
Terlebih,
aktifitas di Pulau Maspari yang selama ini digagas untuk menjadi pulau
yang menghasilkan seperti udang, ikan, dan hewan lainnya dapat segera
beroperasi.
” Target Saya
di ujung tahun 2019 Pulau Maspari sudah menghasilkan benih-benih baik
itu ikan maupun udang, Saya yakin kalau Yayasan Belantara ini akan dapat
bersinergi untuk mengawal itu,” terangnya
Sementara
Dewan Penasehat Yayasan Belantara Erna Witoelar menambahkan, Yayasan
Belantara berkerja di 5 Provinsi antara lain Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Riau, Sumsel. Ia memuji kepemimpinan Gubernur Sumsel
Herman Deru yang berkomitmen untuk berkerjasama.
“Di
Sumsel kami melihat sangat potensial karena komitmen pemerintahnya dan
banyak kerjasama yang sangat bisa dijalin. Potensi ekowisata karena
lingkungan hidup itu bisa dipelihara kalau ada sumber ekonomi dan sosial
untuk masyarakat,” katanyab
Berkaitan
dengan lingkungan, menurutnya ecowisata akan sangat menguntungkan
terlebih banyak di Indonesia lingkungan hidup terpelihara karena ada
ecowisata.
“Sumber
kehidupan di Provinsi Sumsel itu banyak tinggal ditingkatkan lagi
sehingga hal-hal kecil bisa menjadi potensial. Yayasan Belantara bisa
menjembatani dengan investor menjembatani dengan organisasi lingkungan
sosial yang lain yang mempunyai tingkat kepedulian terhadap masyarakat,”
tuturnya
Dalam
mengembangkan lingkungan di suatu wilayah Ia menghimbau agar tidak
terpukau dengan masalah lingkungan itu tetapi mesti melihat potensi yang
ada disekitaran itu terus dikembangkan.
”
Itu lebih mudah karena masyarakat dan Pemerintah akan mendukung. Sumsel
itu bisa lebih cepat merubah paradigma itu, karena Sumsel kan mendapat
momentum perhatian nasional dan international. Beberapa kabuoaten
mempunyai komitmen tinggi terhadap konservasi, dan itu juga sudah
diketahui di dunia international,” pungkasnya
Audiensi
itu sendiri juga dihadiri oleh Dewan Pembina Yayasan Belantara Marzuki
Usman, Prof. Jatna Supriatna, Elim Sritataba, Aida Greenbury.