KOTA BEKASI, humaniora.id – Wartawan tidak hanya memiliki kerelaan dan kesediaan menulis berita yang memiliki nilai empati dan peduli, tetapi juga memanusiakan manusia.
“Menekankan bahwa profesi wartawan memiliki tanggung jawab lebih dari sekadar melaporkan fakta, melainkan juga menghargai martabat dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Eddie Karsito, Pendiri Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
Aktivis sosial dan volunteer tersebut ditemui wartawan, saat menerima kedatangan Tim Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW), di Warung Kopi dan Mie Instan Gratis Sanggar Humaniora, di Perumahan Kranggan Permai Jatisampurna, Kota Bekasi, Jum’at (19/09/2025).
Tim Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW) menyerahkan bantuan berupa 100 paket nasi kotak dan air mineral yang dibagikan kepada para pemulung, janda lanjut usia, pengamen jalanan, kuli bangunan, dan supir ojek online, binaan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
Pentadbiran PJBW diwakili Kelana Muda (Penasehat PJBW), dan Agus Santosa (Inisiator dan Koordinator PJBW). Keduanya merupakan wartawan senior yang selama ini aktif melaksanakan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan.
“Kegiatan seperti ini justru membantu kita untuk lebih memahami, merasakan, dan merespon nasib orang lain. Memperkuat hubungan dan kepedulian kita terhadap sesama,” ujar Kelana Muda.
Di saat yang sama, Agus Santosa menyampaikan harapannya, agar pelayanan sosial PJBW bisa lebih meluas. Termasuk melibatkan para wartawan yang memiliki kesamaan spirit, khususnya yang berdomisili di wilayah di Jabodetabek.
“Mereka para wartawan yang ada rasa keterikatan, empati, dan keinginan untuk berkontribusi melalui komunitas. Memberi banyak manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan, sesuai kemampuan dan kesanggupan,” ujar Agus Santosa.
*Menolong Sumber Energi Kebaikan*
Pembagian nasi kotak dan air mineral berlangsung di Sekretariat Warung Kopi dan Mie Instan Gratis Sanggar Humaniora. Sebagian yang lain dibagikan untuk para pemulung, pengamen, dan anak-anak jalanan di sepanjang jalan Transyogi Cibubur – Cileungsi Bogor Jawa Barat.
“Membantu orang lain yang membutuhkan menjadi sumber energi dan kebaikan. Kata Rasulullah SAW sedekah makanan adalah sedekah paling utama, ganjarannya surga,” tutur Agus Santosa.
*Menjaga Martabat Kemanusiaan*
Tampak kegembiraan terpancar dari raut wajah para pemulung, janda lanjut usia, dan para urban humanity penerima bantuan nasi kotak dari Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW).
Menurut Kelana Muda, kegembiraan penerima bantuan bukan hanya dari barang yang diterima, tetapi bagaimana sedekah itu diberikan dengan cara menjaga martabat dan kemanusiaan mereka.
Kegembiraan terpancar tidak hanya karena diberi bantuan, melainkan cara bersedekah yang mereka rasakan lebih manusiawi.
“Niat ikhlas pemberi membuat mereka merasa dihargai. Sehingga menciptakan kebahagiaan mendalam,” komentar Kelana Muda, usai menyerahkan nasi kotak kepada seorang pemulung renta janda lanjut usia bernama Halimah, yang tampak bahagia sekali.
*Membangun Jurnalisme Empati*
Menurut Eddie Karsito, wartawan bermazhab jurnalisme empati, adalah seorang intelektual dan cendekiawan, seorang pemimpin dan guru bangsa.
Melalui karya jurnalistik dia dapat mendidik masyarakat, mengarahkan perhatian publik pada isu penting dan membentuk opini publik.
“Bukan sebatas penyampai informasi kepada publik, tetapi tindakannya dapat membangkitkan rasa peduli, membangun jurnalisme empati, dan memperjuangkan hak kelompok marjinal sebagai upaya solusi,” ujar Eddie Karsito.
***
Acara berbagi dan peduli melalui Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW) ini untuk yang kedua kali dilaksanakan bersama Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Menurut rencana acara ini akan dilaksanakan secara periodik sebulan sekali.
Sejak didirikan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membina ratusan pemulung. Sebagian diantaranya adalah janda-janda lanjut usia, ada yang usianya mencapai 97 tahun.
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan juga menyantuni kaum dhua’fa, fakir miskin, dan puluhan anak yatim dan dhua’fa non-panti. Mengurus anak-anak pemulung agar dapat melanjutkan sekolah, serta memenuhi kebutuhan sepatu, seragam dan peralatan sekolah mereka.***
// Kelana peterson