- August 28, 2014
- Posted by: admin
- Category: Berita
Sumsel Masih Kekurangan Dokter Anak
Sumsel – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Alex Noerdin menghimbau kepada masyarakat Provinsi Sumsel untuk memberikan pengawasan terhadap anak diantaranya dengan menghindari bahaya makanan dan minuman yang berbahaya di lingkungan sekolah.
Menurut H Alex Noerdin, Makanan anak-anak sekolah dasar yang dijual oleh pedagang pada waktu istirahat di sekola-sekolah di seluruh indonesia terutama di daerah-daerah hampir semuanya tidak layak konsumsi. Banyak yang mengandung formalin, bahan pengawet tekstil, menggunakan minyak goreng yang sudah sering di pakai dan berbagai bahan berbahaya lainnya. ” Untuk itu mohon perhatian kita semua untuk memberikan pengawasan kepada anak untuk menghindari bahaya makanan dan minuman yang berbahaya di lingkungan sekolah, ” Imbuhnya.
Hal ini diungkapkan Gubernur H Alex Noerdin disela pembukaan Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA XVI), Minggu malam (24/08) di Palembang sport and Convention Center (PSCC). Kongres Nasional ini dibuka langsung oleh Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi, Hadir juga Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Badriul Hegar, serta para peserta KONIKA XVI se- Indonesia.
KONIKA XVI yang bertema ” Menuju dunia kesetaraan dalam MDGs prestasi berkelanjutan melalui pelayanan kesehatan yang Komprehensif untuk semua anak Indonesia” ini merupakan pertemuan anggota organisasi dokter anak dari seluruh Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak serta untuk mengembangkan Ilmu kesehatan anak.
Dalam acara ini Alex juga mengungkapkan di Provinsi Sumsel masih terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang belum memiliki dokter spesialis anak. Menurutnya, masih perlu adanya kerjasama yang lebih ditingkatkan lagi antara Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan Dan Perguruan tinggi dalam penempatan dan distribusi dokter spesialis anak sehingga pelayanan kesehatan anak di RS dapat berjalan optimal.
” Di kongres ini dokter spesialis anak berkumpul dalam rangka bertukar informasi dan berbagi ilmu kesehatan anak ter-Update yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan kopetensi teknis dokter spesialis anak untuk membantu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian anak di Indonesia khususnya di Provinsi Sumsel,” Ungkapnya.
Sementara Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi mengatakan, Jumlah dokter spesialis anak di Indonesia hingga saat ini masih minim. Selain minim, sebaran dokter spesialis anak tidak merata ke Kabupaten/kota hingga tingkat Kecamatan atau Puskesmas.
”50 tahun lalu belum banyak dokter anak, tetapi sekarang jumlahnya sekitar 3 ribu dokter. Namun saat ini banyak Kabupaten/Kota masih minim yang belum sampai disana,” Terangnya.
Menurut Nafsiah Mboi, Peran Profesi Kesehatan dan Keluarga khususnya dokter spesialis anak sangat penting untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita saat ini masih tinggi.
“Berdasarkan capaian penurunan angka kematian ibu di Indonesia pada 2013 sebanyak 359, sementara stand world health 190, dimana target 2015 nanti bisa ditekan sekitar 102 dan insyallah bisa tercapai,” Ujarnya. (FATUR)