Malam Pertama di Desa Brayut Yogja ( NGAYOGJAZZ 2014 )

Akhirnya perjalanan ngeliput Ngayogjazz dimulai dengan kepastian support dari maskapai penerbangan Citilink yang membantu dengan memberikan tiket pesawat Palembang ke Yogja pp.Berangkat dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II  pesawat on time tepat waktu jam 08.20. Pesawat transit terlebih dahulu di Bandara Halim Perdana Kusuma, baru dari Halim pesawat terbang ke Yogja pada pukul 11.20 dan sampai di Bandara Adi Sucipto Yogja pada pukul 12.30. Begitu turun dari pesawat terus keluar pintu kedatangan udah dijemput oleh panitia dari Ngayogjazz. Sebelumnya pihak panitia sudah memberi tahu kalo yang jemput namanya Gusti. Saya mengira kalo Gusti ini cowok jadi sempat bingung kok dicari gak ketemu, ternyata taunya si Gusti ini cewek. Sempat kaget juga kirain Gusti jemput dengan panitia lain, ternyata dia jemput sendirian.Akhirnya saya udah di dalam mobil suzuki katana yang disetiri sendiri oleh Gusti (cewek pemberani..he.he).Dalam perjalanan sempat diskusi apa mau langsung ke lokasi acara Ngayogjazz di desa wisata brayut atau ke Rumah Budaya Tembi dulu untuk liput workshop music bersama Mezcal Jazz Unit dari Perancis. Akhirnya kita putuskan langsung ke Rumah Budaya Tembi dulu untuk liput Workshop Music karena efisiensi waktu,dikarenakan jam 3 sore workshop sudah akan dimulai.Sampai di tempat workshop music masih jam 2 siang.Sambil menunggu workshop dimulai tengok sana tengok sini ternyata di pojok depan Rumah Budaya Tembi ada warung angkringan. Penasaran coba menuju ke warung angkringan itu ternyata ada tulisannya dipapan tulis menunya ada nasi kucing dan nasi bali serta gorengan tempe dan tahu. Langsung aja saya cari tempat duduk dan isi perut dulu akhirnya pengin coba makan nasi bali ternyata setelah dibuka nasi bali yang dibungkus dengan daun ini isinya ada nasi dicampur sama bakmi,srondeng dan irisan lombok kecil dicampur irisan kecil tempe. Setelah dicoba makan ternyata lezat makyus ditambah dengan gorengan tahu dan bakwan jagung dengan balutan tepung yang pas adonan cita rasanya sambil nyeplus lombok rawit makan jadi terasa lebih nendang plus es jeruk sebagai penutup dahaga di siang yang juga panas ini.Sambil nunggu jam 3 sore saat workshop music dimulai setelah makan+minum sisa waktu dipakai buat ngetwit terkait hal hal event Ngayogjazz. Akhirnya jam 15.05 saya masuk ke ruang workshop yang memakai ruang museum di Rumah Budaya Tembi. Untuk detail acara workshop akan ditulis dalam liputan tersendiri (Worksop Music Bersama Mezcal Jazz Unit Perancis).

Suasana Jam Session di Acara Workshop Music Bersama Mizcal Jazz Unit Perancis
Suasana Jam Session di Acara Workshop Music Bersama Mizcal Jazz Unit Perancis di Rumah Budaya Tembi

Workshop selesai sekitar pukul 17.30 dan akhirnya kelar workshop music dari Mezcal Jazz Unit dari Perancis, saya bersama Mas Ajie Wartono dari Warta Jazz yang juga Project Officer dari Ngayogjazz ada dalam satu mobil mau menuju ke Desa Brayut tempat acara.Tapi sebelum itu diajak mampir dulu ke markas Warta Jazz. Akhirnya kesampaian juga mengunjungi markas Warta Jazz situs terbesar dan paling aktif di Indonesia ini, dimana terlihat kesibukan orang-orang panitia dari warta jazz yang lagi loading beberapa alat dan material untuk acara besok.Tidak terlalu lama mampir di kantor warta jazz, akhirnya sudah ada di dalam mobil lagi menuju ke Desa Brayut tapi mampir dulu ke tempat Om Pinto salah satu senior/budayawan untuk menjemput Miyoshi Masato Duo yang besok juga akan tampil di Ngayogjazz.Perjalanan ke Desa Brayut dicapai dalam waktu kurang dari 30 menit kebetulan jalan juga lancar tidak terlalu ramai mungkin karena sudah agak malam.Sampai di desa Brayut langsung menuju ke pendopo tempat media center yang malam itu sudah ramai, karena bertepatan dengan diadakannya doa bersama dengan tumpengan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar acara Ngayogjazz 2014 besok dapat berjalan dengan sukses dan lancar.

Keluarga Pak Ali dan Ibu Yani yang jadi tempat home stay selama di Desa Brayut
Keluarga Pak Ali dan Ibu Yani yang jadi tempat home stay selama di Desa Brayut

Selesai acara Doa bersama, saya ketemu lagi sama Gusti si cewek pemberani yang ternyata adalah putri dari Mas Djaduk Ferianto Director dari Ngayogjazz. Bersama Gusti, saya akhirnya diantar ke tempat saya akan menginap yang ternyata tidak jauh dari pendopo media center hanya berjarak sekitar 300 meter. Tempat saya menginap adalah di salah satu rumah warga Brayut tepatnya rumah dari Keluarga Bapak Ali dan Ibu Yani.Pertama masuk rumah disambut oleh Bapak Ali pemilik rumah dengan ramah. Akhirnnya kami berdua duduk di ruang tamu dan ngobrol ngalor ngidul terutama terkait dengan keterlibatan warga desa Brayut dalam kepanitian event Ngayogjazz 2014 ini.Saya juga tertarik dengan suasana alami yang terlihat nyata di desa brayut ini.Dari obrolan dengan Pak Ali ternyata diketahui bahwa Desa Brayut mayoritas warganya peternak dan petani. Desa Brayut sendiri memang sudah terkenal sebagai desa wisata untuk pertanian/peternakan dan budaya.Obrolan dengan Pak Ali makin rame dengan datangnya ibu Yani isteri Pak Ali yang ikut nimbrung. Dari Bu Yani lah tercetus bahwa di desa Brayut terkenal dengan 2 makanan khasnya yaitu Legondo dan Brongkos. Legondo sendiri wujudnya seperti lemper tapi ini manis dan didalamnya ada pisangnya. Sedangkan Brongkos sendiri adalah kuah santen dengan bumbu memakai kluwak dan ada tetelan dagingnya.Yang menarik dari event ini adalah keterlibatan penuh seluruh warga Brayut dalam kepanitian mulai dari membantu desain art tempat acara,pengaturan parkir dan lalu lintas keluar masuk dalam area acara. Yang menarik lainnya adalah event ini mendorong warga di brayut untuk sinergi dengan membuka jajan pasar yang melibatkan tidak kurang dari 45 warga Desa Brayut yang membuka tenda-tenda jajanan dan makanan khas desa Brayut dalam kemasan Jajan Pasar yang tentunya diharapkan ini menjadi income pemasukan bagi warga.

Pak Ali Pemilik Rumah Home Stay menunjukan makanan khas LE
Pak Ali Pemilik Rumah Home Stay menunjukan makanan khas LEGONDO


Leave a Reply