- August 20, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments

Direktur Operasional (Dirops) PDAM Tirta Musi Andi Wijaya mengatakan cuaca terik saat ini memang memengaruhi produksi air bersih ke Sambungan Langsung (SL) pelanggan. Hanya saja, dampaknya tidak terlalu signifikan seperti pulau di Indonesia yang mengalami kekeringan.
“Palembang masih beruntung ketimbang wilayah lain di Indonesia yang mengalami kekeringan. PDAM Tirta Musi tetap produksi walau memang kesulitan menentukan waktu pendistribusian terutama saat siang hari, ada wilayah yang memang tidak dapat teraliri 24 jam,” katanya, belum lama ini.
Menurut dia, kemarau saat ini membuat debit air mengalami penyusutan sekitar 4 meter dari beberapa waktu lalu yang masih sekitar 3 meter. Akibat dari penurunan debit air ini, pihaknya harus mengatur waktu produksi yang biasa dilakukan siang hari. Meski produksi yang dilakukan tidak berkurang pihaknya sangat kesulitan dalam melakukan produksi, karena air baku yang diambil, harus dilakukan pengelolaan ekstra.
“Tingkat kekeruhan ini yang membuat biaya operasional meningkat, butuh pengolahan yang lebih ekstra bagi mesin agar air ini dapat diolah sesuai dengan standar kesehatan. Tidak hanya itu, partikel atau kandungan yang ada pada air baku sungai makin meningkat, sehingga perlu pengolahan yang penyaringan yang eksta,” katanya.
Kendati demikian dikatakan dia, PDAM akan berusaha agar pemenuhan air baku tetap terpenuhi, sehingga produksi air bersih ke SL tidak berkurang. “Kami berupaya agar produksi air tetap dapat dilakukan dan sesuai standar kesehatan, walaupun kondisi air baku mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantititas,” jelasnya.
Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stefanus mengatakan, jika dibanding 10 tahun memang terjadi penurunan kualitas yang signifikan bagi sumber air baku Sungai Musi. Jika kekeruhan dipengaruhi oleh musim, namun partikel dan kandungan yang ada di dalam air terus meningkat.
“Keruh paling saat kemarau saja, tapi kalau partikel air makin banyak aktivitas di sungai, makin buruk kualitas air baku ini. Untuk saat ini pantauan kami memang kandungan partikel air kian memburuk kendati masih cukup normal untuk diproduksi,” katanya.
Dia juga menjelaskan dari beberapa penyebab penurunan kualitas, aktivitas buang sampah, kurangnya pepohonan maupun rerumputan di sungai membuat kandungan air makin buruk. Selain itu juga limbah dan berbagai macam penyebab lainnya membuat kualitas air makin berkurang. Oren