- August 24, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Pelanggan Perusahaan Air Minum (PAM) di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) mengeluh. Pasalnya sudah hampir 5 tahun air tidak mengalir kerumah penduduk. Pelanggan menuntut biaya pemasangan Instalasi PAM dikembalikan.
Kades Lirik Kecamatan Pangkalan Lampam OKI, Samsul Simin mengatakan tahun 2010 lalu warga di dua desa yakni desa Lirik dan Pangkan Lampam mengalami kesulitan air bersih, sehingga membutuhkan PAM.
“Karena kebutuhan itu, akhirnya sebanyak 50 KK warga desa Lirik dan 22 KK warga desa Pangkalan Lampam mengajukan pemasangan jaringan instalasi. Setelah warga mengajukan permohonan pemasangan, setiap pelanggan di kenakan biaya Rp 1 juta/pelanggan, sebagai biaya pemasangan” kata Samsul.
Tak lama warga melakukan pelunasan, petugas PAM mulai memasangan instalasi pipa kerumah-rumah warga, setelah instlasi dipasang, saat itu air mulai mengalir. Namun hanya berselang beberapa minggu air tidak mengalir lagi sampai sekarang.
Kades Lirik Kecamatan Pangkalan Lampam OKI, Samsul Simin mengatakan tahun 2010 lalu warga di dua desa yakni desa Lirik dan Pangkan Lampam mengalami kesulitan air bersih, sehingga membutuhkan PAM.
“Karena kebutuhan itu, akhirnya sebanyak 50 KK warga desa Lirik dan 22 KK warga desa Pangkalan Lampam mengajukan pemasangan jaringan instalasi. Setelah warga mengajukan permohonan pemasangan, setiap pelanggan di kenakan biaya Rp 1 juta/pelanggan, sebagai biaya pemasangan” kata Samsul.
Tak lama warga melakukan pelunasan, petugas PAM mulai memasangan instalasi pipa kerumah-rumah warga, setelah instlasi dipasang, saat itu air mulai mengalir. Namun hanya berselang beberapa minggu air tidak mengalir lagi sampai sekarang.
“Sudah kita laporkan hal ini ke menejemen pengelola PAM tersebut, tetapi sampai sekarang air tidak juga mengalir ke rumah pelanggan,” ujarnya.
Warga sudah bosan menunggu begitu lama karena air tidak juga mengalir, maka warga menuntut kepada manajemen PAM Pangkalan Lampam untuk mengembalikan uang warga yang sudah terbayarkan sebesar Rp 1 juta/KK,
Warga sudah bosan menunggu begitu lama karena air tidak juga mengalir, maka warga menuntut kepada manajemen PAM Pangkalan Lampam untuk mengembalikan uang warga yang sudah terbayarkan sebesar Rp 1 juta/KK,
“Percuma kami memasang pipa air PAM kalau airnya tidak mengalir, padahal saat musim kemarau seperti sekarang ini, warga sangat membutuhkan air bersih, “ujar Samsul.
Sementara itu Sekretaris Camat (Sekcam) Kecamatan Pangkalan Lampam, Sosiawan, mengakui bahwa sejak beberapa tahun ini PAM Pangkalan Lampam tidak mengalir apalagi disaat musim kemarau seperti ini,
Sementara itu Sekretaris Camat (Sekcam) Kecamatan Pangkalan Lampam, Sosiawan, mengakui bahwa sejak beberapa tahun ini PAM Pangkalan Lampam tidak mengalir apalagi disaat musim kemarau seperti ini,
” Memang sudah beberapa tahun ini, PAM pangkalan lampam tidak lagi mengalir, dulu pernah mengalir, itupun debit airnya sangat kecil,” tambahnya.
Sedangkan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Tirta Agung, Kohar, mengakui bahwa PAM di Pangkalan Lampam sedikit tersendat-sendat, Masyarakat setempat menurut Kohar, membutuhkan aliran PAM saat musim kemarau saja, saat musim hujan masyarkat tidak memanfaatkan PAM.
Sedangkan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Tirta Agung, Kohar, mengakui bahwa PAM di Pangkalan Lampam sedikit tersendat-sendat, Masyarakat setempat menurut Kohar, membutuhkan aliran PAM saat musim kemarau saja, saat musim hujan masyarkat tidak memanfaatkan PAM.
” Bulkan hanya itu, pelanggan disana tidak pernah melakukan pembayaran PAM perbulan, padahal kita setiap bulan kita membutuhkan biaya untuk membayar biaya Listrik, setiap bulan untuk listrik Rp 6 juta setiap bulan,” katanya.
Jumlah pelanggan di Dua Desa tersebut kata Kohar sebanyak 74 pelanggan dengan rincian sebanyak 50 pelanggan dari desa Lirik, sedangkan sisanya 22 pelanggan dari desa Pangkalan Lampam. Untuk kapasitas debit air di PAM yang merupakan bantuan dari APBD Sumsel tersebut kata Kohar hanya berkapasitas 2,5 liter perdetik.
Jumlah pelanggan di Dua Desa tersebut kata Kohar sebanyak 74 pelanggan dengan rincian sebanyak 50 pelanggan dari desa Lirik, sedangkan sisanya 22 pelanggan dari desa Pangkalan Lampam. Untuk kapasitas debit air di PAM yang merupakan bantuan dari APBD Sumsel tersebut kata Kohar hanya berkapasitas 2,5 liter perdetik.
H” Saat musim kemarau saat ini debit airnya lebih kecil lagi sehingga tidak mampu mengaliri kesetiap pelanggan ada rumah pelanggan yang teraliri ada juga yang tidak kebagian,” jelasnya.
Selain itu kata Kohar, pihaknya untuk tahun 2016 mendatang, PAM Pangkalan Lampam kembali diusulkan ke APBD Provinsi untuk penambahan sumur yang lebih besar paling tidak berkapasitas 15 liter/detik, “Sudah kita ajukan ke Provinsi dan dianggarkan 2016 mendatang,”ungkap Kohar.(BP/ros)
Selain itu kata Kohar, pihaknya untuk tahun 2016 mendatang, PAM Pangkalan Lampam kembali diusulkan ke APBD Provinsi untuk penambahan sumur yang lebih besar paling tidak berkapasitas 15 liter/detik, “Sudah kita ajukan ke Provinsi dan dianggarkan 2016 mendatang,”ungkap Kohar.(BP/ros)