- September 10, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang BP.
Kementerian Lingkungan Hidup mulai mengirimkan tim investigasinya ke wilayah Bayung Lencir (Musi Banyuasin) dan Pedamaran Timur (Ogan Komering Ilir), untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran lahan dan hutan di kedua wilayah tersebut. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden RI, Joko Widodo, saat melakukan peninjauan di lokasi kebakaran lahan perkebunan di Pedamaran Timur, OKI, belum lama ini.
Sekretaris Daerah Sumsel, Mukti Sulaiman mengatakan, tim investigasi ini dipimpin oleh Direktur Jenderal Planologi Kementerian Lingkungan Hidup, Syafriawany. Tim dibagi menjadi dua bagian yang akan melakukan investigasi di wilayah Bayung Lencir Muba dan Pedamaran Timur OKI.
“Tim ini akan mencari tahu apa penyebab terbakarnya lahan, kemudian mencari tahu apakah kebakaran ini sudah masuk wilayah hutan atau masih dalam wilayah perkebunan. Saat ini tim sedang melakukan investigasi,” terang Mukti kepada wartawan koran ini saat dijumpai di Posko Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan, Rabu (9/9).
Ditambahkan Mukti, pasca kedatangan Presiden RI, Joko Widodo, Satgas Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan Sumsel telah melakukan berbagai hal. Antara lain, melakukan pemetaan lokasi pada wilayah yang terindikasi adanya hotspot atau kebakaran baik di lokasi perkebunan ataupun HTI dan areal lainnya sebagai bahan proses tindaklanjut atau penyelidikan.
“Kemudian terkait kepatuhan perusahaan atau pemilik konsesi, dari hasil monitoring baru 56 persen dari perusahaan yang ada baik perkebunan/HTI untuk dievaluasi. Bagi yang belum memenuhi standar akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku termasuk pencabutan izin,” lanjut Mukti.
Sementara itu, Wakil Komandan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, H Yulizar Dinoto mengungkapkan, pihaknya terus memaksimalkan pemadaman api baik di darat maupun di udara. Caranya, dengan memaksimalkan regu darat dengan menambah regu pemadam seperti manggala agni, Satgas HTI/Perkebunan dan Satgas lainnya termasuk menerjunkan anggota TNI/Polri pada daerah yang belum padam.
“Khusus untuk waterbombing kita meminta tambahan bantuan armada kepada BNPB. Kemudian, pemasangan alat pengurai asap juga dilakukan untuk kelancaran pergerakan pesawat baik landing maupun take off,” jelas Yulizar