- September 17, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP – Berdasarkan hasil pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara Kota Palembang beberapa hari belakangan masuk kategori bahaya. Pemerintah Kota (Pemko) Palembang meminta masyarakat untuk mewaspadai kondisi kabut asap yang masih melanda.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang M Thabrani mengatakan, dari hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan beberapa hari kemarin, level ISPU melebihi 200.
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak lingkungan, level ISPU antara 101-199 dikategorikan tidak sehat dan diatas 200 memasuki kategori berbahaya.
“Kami menggunakan alat pengukuran kualitas udara yang diletakkan di kantor BLH, hasil pengukuran level ISPU mencapai 218. Itu terjadi sejak seminggu terakhir, dan hari ini (kemarin-red) angkanya mencapai 208,” jelasnya, Senin (14/9).
Dengan angka ISPU diatas 200, Thabrani menjelaskan, kondisi udara sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan angka ISPU yang sangat tinggi tersebut, masyarakat yang sering melakukan aktifitas di luar rumah akan lebih sangat rentan terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
“Kondisi asap yang cukup pekat biasanya terjadi pada pagi dan malam. Lebih baik saat waktu-waktu tersebut, masyarakat mengurangi aktifitas diluar rumah,” imbuhnya.
ISPU ditetapkan berdasarkan lima pencemar utama, yaitu karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).
Jika nilai ISPU melebihi 200, maka masuk dalam kategori tidak aman. Karena, level ISPU diantara 101 – 199, yang masuk dalam ketegori tidak sehat, dapat terjadi peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung,
Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma, penurunan kemampuan, meningkatnya kerusakan tanaman, jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di mana-mana.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatra Selatan (Sumsel) akan membagikan sebanyak 100 ribu masker lagi karena kabut asap yang masih menyelimuti.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumsel Mulyono mengatakan, pihaknya telah membagikan lebih dari 100.000 masker untuk masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan sejak 26 Agustus lalu.
Pihaknya pun siap untuk membagikan 100.000 masker lagi dalam waktu dekat. Ia mengatakan distribusi masker itu dilakukan dengan melibatkan SKPD terkait seperti BPBD, BLH, Dinas Kehutanan dan Dinas perkebunan.
“Kami pun merangkul pihak lain seperti Anggota Pramuka, LSM, Mahasiswa dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,” ujarnya.
Pihaknya pun meminta untuk Puskesmas dan Rumah sakit ini siaga menolong masyarakat terutama yang mengalami keluhan ISPA akibat kabut asap.
“Kita juga telah mengirimkan masker ke setiap kabupaten/ kota serta obat- obat pun kita siagakan,” ujarnya.
Temuan kasus ISPA pada bulan Agustus dan September 2015 lebih sedikit daripada tahun lalu. Per Agustus, ditemukan 12.477 kasus di seluruh Sumsel. Sementara per 15 September 2015, hanya 7.670.
“September ini masih dipertengahan, belum selesai seluruhnya. Namun dibandingkan dengan Agustus 2014 dengan jumlah temuan 33.542 kasus dan September 2014 dengan 56.467, kondisi sekarang jauh lebih baik,” ujarnya.
Kesiagaan Pemperov Sumsel dalam menanggulangi kabut asap tahun ini pun lebih baik daripada tahun lalu. Seperti surat edaran Kepala Dinkes Sumsel perihal antisipasi dampak buruk musim kemarau dan kabut asap terhadap kesehatan sudah diterbitkan sejak 8 Juli lalu.
“Kita pun telah menyebarkan surat edaran kewaspadaan penyakit ISPA per 27 Agustus ke seluruh puskesmas dan rumah sakit se-Sumsel. Data penemuan diperbarui setiap hari oleh karena itu, kita akan mengetahui apabila ada lonjakan penderita dan bisa mengantisipasinya segera,” jelas Mulyono. Oidz/osk