Hot Spot Di Sumsel Menurun Dratis, Tinggal 68 Titik

kebakaranPalembang, BP-Kepala UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel H Achmad Taufik SH MH memastikan kalau berkat upaya yang maksimal setelah dua hari , hot spot di Sumsel yang mencapai 1000 titik, pagi ini, Sabtu (26/9) hot spot di Sumsel turun dratis, tinggal 68 titik saja dan udara Sumsel kini sudah cukup baik.

” Untuk hari ini asap ada tapi berkurang dibandingkan dua hari yang lalu, kalau kita lihat indikator hot spot di Sumsel dua hari lalu berturut-turut 1000, 1000 lebih , hari ini indikatornya ada 68 hot spot di Sumsel menunjukkan upaya kita ini maksimal di lapangan,” katanya, Sabtu (26/9).
Walaupun demikian pihaknya masih terus berupaya secara maksimal mudah-mudahan besok lebih baik lagi hari ini.
” Kalau lihat kondisi ini kita walaupun upaya kita maksimal tetap kita melakukan pendekatan religius dengan shalat minta hujan kepada tuhan karena areal yang terbakar tidak sebanding dengan tim pemadam, kering sekali dan air sulit dan lokasinya jauh-jauh,” katanya.
Walaupun hot spot di Sumsel banyak namun hot spot di Sumsel tidak seekstrim seperti Kalimantan, Riau dan Jambi walaupun Kalimantan, Riau dan Jambi jumlah hot spotnya sedikit di bandingkan Sumsel.
“Karena kualitas hot spot mereka fire spot atau titik api terutama di daerah gambut , nah kaitan dengan asap di pengaruhi arah angin tapi dua hari lalu sempat bergabung asap Kalimantan dengan asap Sumatera namun kemarin tidak ada , misah mereka itu dipengaruhi arah mata angin,” katanya.
Menurutnya kalau di lapangan usaha pemadaman api di Sumsel tidak maksimal di lapangan dan belum di dukung hujan yang lebat maka asap akan kembali pekat di Sumsel.
Sementara itu Satgas penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dari Mabes TNI yang telah didatangkan dari Jakarta sejak tanggal 10 September 2015 lalu, terus bekerja ekstra keras untuk melakukan pemadaman titik api di sejumlah wilayah Kabupaten  OKI dan Musi Banyuasin (Muba).
Hingga saat ini, 3 Satuan Setingkat Batalyon (SSY) atau 1.050 prajurit TNI yang memperkuat Subsatgas Darat bersama-sama dengan instansi terkait seperti TNI AD dari Korem 044/Gapo, BKSDA/Manggala Agni, UPTD PKHL Dishut, Polda dan BPBD masih terus berupaya melakukan pemadaman di sejumlah titik api.
Di wilayah Sumsel, sampai dengan tanggal 23 September 2015, tercatat masih terdapat 997 titik api. Dari jumlah tersebut, wilayah yang paling banyak terjadi titik api berada di Kecamatan Bayung Lencir Muba, sebanyak 287 hot spot, Tulung Selapan Kabupaten OKI sebanyak 226 hot spot dan Pampangan OKI sebanyak 126 hot spot.
Kapendam II Sriwijaya Kolonel Arh Syaepul Mukti Ginanjar,S.IP menjelaskan bahwa sejumlah titik api telah berhasil dipadamkan, dan dilakukan penyekatan. Satgas penanggulangan Karhutla, juga terus melakukan pemadaman bersifat mobil, berpindah dari satu tempat yang berhasil dipadamkan ketempat titik api yang lain.
“Satgas perkuatan Karhutla TNI akan terus bekerja all out bersama-sama dengan Subsatgas darat yang ada di wilayah Korem 044/Gapo”, katanya.
Sementara kendala yang dihadapi Satgas Karhutla, menurut Kapendam antara lain adalah lokasi kebakaran yang sulit dijangkau, karakteristik lahan gambut yang sulit di padamkan, luasnya lahan yang terbakar dan alat peralatan / perlengkapan yang terbatas.
Selain kendala tersebut, imbuh Kapendam penanganan kabat asap juga dihadapkan pada terbatasnya sumber air di lapangan, cuaca yang panas dan tiupan angin yang kencang dan tidak adanya awan cumulonimbus untuk hujan buatan.
“Hal ini juga diperparah dengan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat atau perilaku sebagian masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar, serta melakukan pembalakan liar kemudian menghilangkan jejak dengan membakar lahan yang habis dicuri, sehingga memperburuk terjadinya bencana kabut asap”, tandasnya.
Oleh sebab itu, selain memadamkan titik api, imbuh Kapendam, Satgas juga melakukan sosialisasi kepada waga masyarakat agar tak melakukan pembakaran hutan/lahan.osk



Leave a Reply