- January 20, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
PALI, BP
Ditengah terjadinya krisis di dalam wilayah Darah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dan diiringi harga sembako terus mengalami kenaikan, hal tersebut tidak sebanding dengan harga jual getah karet saat ini, yang kian hari kian merosot dengan harga jual mencapai Rp3 ribu dari harga sebelumnya yang mencapai Rp3,5 ribu perkilogramnya.
Budi (38), salah satu petani karet di Desa Betung, Kecamatan Abab, Kabupaten PALI mengatakan, bahwa dirinya untuk sementara waktu ini terpaksa harus beralih profesi menjadi kenik tuang baguanan, agar tetap membuat dapurnya terus berasap, sembari menunggu harga jual getah karet kembali mengalami kenaikan seimbang dengan harga bahan pokok.
“Aku sudah sebualan terakhir ini alih profesi pak. Kalau aku tetap menyadap karet anak saya mau makan apa. Harga karet ini semakin turun, dan mencapai angka Rp3 ribu. Sedangkan untuk seminggu hasil karet ini cuma mendapatkan 50 kilogram. Dan itu harus berbagi juga dengan pemilik kebun,” keluanya kepada wartawan, Senin (18/1).
Senada dikatakan, Maman (23), warga Desa Jerambah Besi, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, bahwa diwilayahnya harga karet mingguan lebih tinggi ketimbang harga harian. Dimana, untuk mingguan pengepul berani membeli dengan harga Rp4,5 ribu, sedangkan untuk harian pengepul menolak membeli, dengan alasan kualitas banyak mengandung air.
“Disini harga getah mingguan yang cuma dibeli para pengepul. Kalau harian mereka tidak mau. Jadi kita sangat harapkan pemerintah bisa mencari solusi dalam mengatasi masalah harga karet ini. Karena, apabila ini terus berkelanjutan, maka kita sebagai petani karet sangat jauh dari yang namanya sejahtera,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Kabupaten PALI, Devi Harianto SH MH mengatakan, bahwa merosotnya harga karet ini merupakan masalah nasionaln akibat persaingan harga dan kualitas getah karet dengan negara lain. “Kita harapkan masyarakat bersabar, dan bisa mencari profesi lain dalam memenuhi kebutuhanya sehari-hari,” pintanya. (Hab)