Siswa Wajib Baca 15 Menit Sebelum Belajar

indexPalembang, BP-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal memberlakukan aturan baru bagi para siswa untuk membaca selama 30 menit sebelum pelajaran pertama dimulai. Namun untuk tahap awal hanya diberlakukan selama 15 menit.
Demikian disampaikan, Konsultan Budaya Literasi Kemendikbud Satria Darma dalam Seminar Nasional Literasi Membangun Mutu Guru Melalui Budaya Membaca dan Menulis”, yang digelar Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Aula Penerbit Erlangga, Rabu (30/3).
Satria mengatakan, aturan baru yang akan dijalankan Kemendikbud untuk meningkatkan dan membiasakan siswa membaca. Rencananya Kemendikbud akan menerapkan program wajib baca untuk memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.
“Kegiatan membaca ini idealnya 30 menit, tahap awal hanya hanya 15 menit ,” ujarnya. Ia menjelaskan, literasi adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan bentuk bahasa tertulis atau kemampuan membaca dan menulis. Hal itu menindaklanjuti Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan Mendikbud Anis Baswedan di Jakarta 18 Agustus 2015 dengan waktu yang sudah ditetapkan sebelum mulai pelajaran. Hal ini dilakukan untuk memicu kebiasaan membaca siswa.
“Nantinya, semua sekolah untuk dapat melakukan kegiatan membaca bagi seluruh siswanya selama 15 menit sebelum pelajaran jam pertama dimulai,” bebernya. Ditambahkannya, tujuan gerakan ini adalah untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Apalagi, Indonesia sudah mengalami krisis literasi. Fakta ini berdasarkan hasil survei Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2009. Hasil survei itu menyebutkan budaya membaca masyarakat Indonedia menempati peringkat paling rendah di antara 52 negara Asia Timur.
“Kemudian berdasarkan statistik UNESCO pada 2012, jika indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001% atau dari 1000 orang hanya satu orang yang minat membaca.
Menurut statistik ini, masyarakat Indonesia sudah ketinggalan jauh dalam budaya membaca,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Seminar Nasional Literasi Waluyo mengatakan, seminar ini merupakan langkah awal untuk membudayakan membaca. Pihaknya sengaja mengajak guru-guru di Palembang mulai dari kepala sekolah, SMA/SMK/SMP/Mts/SD, bahkan hingga Taman Kanak-kanak (TK) untuk mengikuti seminar ini. Sebab, melalui para tenaga pengajar ini bisa menumbuhkan budaya membaca sebelum belajar. “Kami sengaja mengundang para tenaga pengajar dengan harapan wawasan yang didapat dari seminar bisa diterapkan di sekolah masing-masing. Sehingga mutu pendidikan dan minat membaca pada siswa itu dapat meningkat,” kata, Waluyo yang juga menjabat sebagai, Sekertaris Ikatan Guru Indonesia.
Menurutnya, seminar ini merupakan tindaklanjut dari rendahnya tingkat minat guru dan siswa dalam membaca. Dengan memberi wawasan melalui seminar ini nantinya membaca bisa dijadikan hobi dan kebutuhan.
“Sebenarnya kami memiliki sasaran akhir itu siswa di sekolah. Oleh karena itu, kami mengawali dari para guru terlebih dahulu, karena melalui mereka anak-anak yang ada akan mencintai akan budaya membaca sehingga nantinya akan menjadi hobi dan kebutuhan untuk membaca,” pungkasnya. #adk



Leave a Reply