- June 20, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Jakarta, BP-Kalau main bola, corporate culture WIN-Way-nya Menpar Arief Yahya itu mirip dengan prinsip: vini, vidi, vici. Kami datang, kami serang, kami menang! Spirit benchmarking itu memberi dampak pada agresivitas tim marketing mancanegara Kemenpar. Ini salah satu bukti kecil, yang dilakukan dalam perhelatan Diving and Resort Travel Expo (DRT) Taiwan 2016.
Bertempat di Taipei Flora Expo Dome, Taiwan, Jumat (17/6), branding Wonderful Indonesia “mem-bombardir” acara tersebut hingga ke individu setiap pengunjung. Tidak tanggung-tanggung, logo national branding kita terpampang besar di kartu identitas setiap pengunjung, petugas booth, keamanan, pembawa acara, para tamu undangan, para nara sumber dan kepada siapa pun yang datang ke acara tersebut.
”Lambang warna warni Wonderful Indonesia itu akan mengikuti ke manapun tamu itu di acara ini. Karena memang kami tempatkan di kartu identitas, sebagai tanda masuk. Wonderful Indonesia mendukung acara kami dan kami sangat senang dengan apa yang sudah disepakati dengan Kemenpar. Branding Wonderful Indonesia juga ada di majalah kami di Ezdive, komunitas kami sangat suka lihat gambarnya,” ujar Ketua Panitia Pelaksana DRT, Jason Chong.
Wonderful Indonesia berada di kartu identitas dengan panjang 10 x 6 cm. Logo Wonderful Indonesia bersanding dengan tulisan tajuk acara dan jadwal agenda pameran. ”Juga kami tempel di goody bag, di sisi kiri satu ukuran penuh. Ternyata mereka sangat antusias membawanya kemana-mana. Lambang itu sangat dekat dengan mereka, karena menempel di identitas dan tasnya,” ujar Jason sambil tersenyum.
Di acara pameran tersebut, Booth Kemenpar sangat terlihat paling jelas. Bentuknya sangat besar, maklum booth Kemenpar berada sangat dekat dengan panggung utama. Saat berjalan menuju booth, terlihat spanduk besar membentang dengan branding wonderful Indonesia dan keindahan bawah laut Raja Ampat.
Booth Kemenpar seluas 54 m2 ditempati oleh 7 industri tanah air dengan design, Wonderful Indonesia yakni adanya moncong Kapal Phinisi. Boothnya sangat menarik. Di sisi utara ada Pulau Weh, sisi barat Raja Ampat. Pada tiang 1 terpampang besar 169 bebas visa, tiang 2 juga tertulis besar bebas visa dengan bahasa Indonesia dan bahasa Taiwan.
Industri yang ikut serta di pameran DRT Taiwan adalah Pulau Weh Dive Resort, Pearl Of Papua, Bastianos Dive Resort, Tasik Diver Indonesia, Cocotinos Hotel Resort, dan PT Indocruises. Bukan hanya industri yang setia dan ramah melayani semua pertanyaan dan permintaan tamu yang datang ke Booth.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu yang hadir di acara pameran tersebut juga terlihat melayani banyak tamu, ada mahasiswa, bahkan wartawan media lokal di Taiwan tidak ada henti-hentinya mewancarai pria yang biasa disapa VJ itu. Dalam sambutannya, VJ sangat fasih menjelaskan keindahan Indonesia dan memukau pengunjung DRT.
”Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya. Kami memiliki semua, dan percayalah bahwa mengunjungi kami tidak akan menyesal. Apalagi pemerintah kami sudah menetapkan kunjungan bebas visa 169 negara termasuk Taiwan,” ujar VJ dalam sambutannya dengan suara yang lantang yang disambut tepuk tangan pengujung.
DRT Taiwan merupakan event yang bersifat Business to Consumer dimana lebih fokus pada wisata minat khusus wisata bahari. Ada sekitar 150 peserta dengan target pengunjung sekitar 150.000 pengunjung setiap harinya. Selama pameran berlangsung diadakan seminar, lomba foto, pertunjukan kesenian dan juga berbagai properti wisata bahari. Wisatawan minat khusus Diving ini juga sangat banyak di Taiwan. Secara keseluruhan, setiap tahun wisatawan di Taiwan mengalami peningkatan signifikan. Menurut data Kemenpar, pada tahun 2010 sebanyak 191.133, 203.536 (tahun 2011), 180.642 (tahun 2012), 217.624 (tahun 2013), 201.255 (tahun 2014) dan pada tahun 2015 wisatawan Taiwan yang masuk sebanyak 211.528.
”Target di tahun 2016 adalah sebanyak 275.000. Mereka mayoritas jelas yang memiliki banyak uang, karena hobi diving adalah hobi mahal dan butuh biaya besar, jadi nanti yang datang ke Indonesia mereka akan banyak membelanjakan uangnya di negara kita,”kata VJ.
Menpar Arief Yahya memang sangat concern dengan capaian atau achievement. Menurutnya, baik saja tidak cukup, karena yang diperlukan adalah yang terbaik. “Dengan target 20 juta di 2019 dan 12 juta di 2016 ini, Kemenpar tidak mungkin melakukan dengan cara yang biasa-biasa saja! Hasil yang luar biasa harus direbut dengan cara yang tidak biasa,” ujar Arief Yahya.(*)/duk