- June 20, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB) terus mempercepat pembangunan jalur transmisi listrik yang menghubungkan Bayung Lencir-Betung sepanjang 100 km. Hal tersebut untuk memperkuat ketangguhan perlistrikan di Kota Palembang menjelang gelaran Asian Games 2018.
General Manager PT PLN WS2JB Budi Pangestu mengatakan, saat ini transmisi yang didapatkan oleh warga Kota Palembang merupakan transmisi listrik dari pembangkit yang ada di sekitar Palembang, seperti PLTG Borang 2×30+14 MW, PLTMG Borang 30 MW, PLTD Sungai Juaro 2×12,5 serta pembangkit-pembangkit kecil lainnya di kawasan Palembang.
Serta berasal dari pembangkit yang berada sebelah barat Sumsel seperti PLTG Gunung Megang 110 MW, PLTG Banjarsari 227 MW, dan PLTU Baturaja 20MW. Namun sumber listrik dari PLTU Sumsel V 2×150 MW di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, belum benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat Sumsel.
“Hal itu karena jalur transmisinya sendiri, lebih dekat ke arah utara yakni ke daerah Jambi. Sehingga kebanyakan listrik dari Sumsel V masih sedikit termanfaatkan di Sumsel dibanding dengan ke Sumatera Bagian Tengah,” tuturnya, Kamis (16/6).
Oleh karena itu pembangunan transmisi Bayung-Betung akan memotong transmisi dari Sumsel V menuju Palembang, yang saat ini memutar terlebih dahulu ke daerah Jambi-OKU-Muaraenim-Ogan Ilir. Meski saat ini perlistrikan di Palembang dan sekitarnya ditopang oleh ring tegangan 70 KV, pihaknya berencana untuk meningkatkan arus tegangannya menjadi 150 KV dengan menambah tiga gardu induk yakni di Jakabaring, Borang, dan Mariana.
“Namun bila transmisi Bayung-Betung belum terhubung, kami belum berani melakukan pemasangan tegangan 150 KV. Ketika nanti ada salah satu pembangkit down, seluruh Palembang akan mati total. Oleh karena itu, sebelum Asian Games transmisi Bayung-Betung harus selesai. Kalau tidak, saya juga deg-degan nanti apabila ada down, tidak ada transmisi back up karena hanya dari barat saja,” jelasnya.
Diketahui ada tiga provinsi yang surplus energi yakni Sumut, Sumbar, dan Sumsel. Namun NAD, Jambi, Bengkulu, Riau, dan Lampung masih defisit bila membandingkan produksi dan kebutuhannya. Berdasarkan data April 2016, Sumsel memiliki energi listrik dengan kapasitas 1231 MW (megawatt) sementara beban puncak 820 MW.
Surplus listrik dari Sumsel dikirim ke beberapa provinsi lain seperti Lampung yang memiliki 786 MW dengan beban puncak 444 MW, Bengkulu dengan kapasitas 187 MW dengan beban puncak 150 MW, Jambi dengan kapasitas pembangkit 196 MW dan defisit karena beban puncak 267 MW.
Juga ada Sumatra Barat dengan kapasitas 536 MW dengan beban puncak 505 MW, Riau dengan kapasitas pembangkit 399 MW dimana beban puncak 602 MW, Sumatra Utara dengan kapasitas energy listrik dari pembangkit sebesar 1624 MW di mana beban puncak 1678 MW, serta di Aceh yang memiliki kapasitas pembangkit 235 MW dan beban puncak 331 MW.
Manajer Perencanaan PT PLN WS2JB Muchlis menambahkan, adanya penambahan unit pembangkit juga didukung dengan terkoneksinya listrik melalui transmisi di sistem Sumatera. Untuk wilayah S2JB, diakuinya, masih terkendala dengan transmisi yang belum dibangun karena pembebasan lahan yang belum selesai. Selain Bayung-Betung sepanjang 100 km, pihaknya pun akan membangun transmisi Gumawang, OKU Timur dengan Mariana, Banyuasin sepanjang 78 km.
#idz
Lampu mati terus kapan idop ngedrop beban puncak 100 volt.byg lincir