Pembunuh & Pemakai Narkoba Lahap 3 Juz Alquran/Hari

2006.01.KAKI_.HASS_-300x169MESKI berlatar belakang pelaku tindak pidana, di bulan Suci Ramadhan ini para warga binaan di lapas kelas III Banyuasin mampu ‎melahap tiga juz Alquran dalam satu hari.
Momen Ramadhan dengan segala keberkahannya tidak hanya dimanfaatkan oleh umat Islam yang bebas dalam kehidupannya. Terjalnya tembok penjara dan kokohnya pintu berlapis besi, tidak mengurangi niat warga binaan untuk memanfaatkan momen Ramadhan meraup amal-amal saleh. Mereka seolah berlomba dalam memanfaatkan Ramadhan dengan melaksanakan amalan-amalan yang akan menambah keimanan dan amal ibadah mereka.
Seperti yang dilakukan warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Banyuasin. Saat BeritaPagiberkunjung ke lapas, Jumat (17/6), suasana lapas jauh dari kesan angker dan brutal. Lapas ini lebih mirip pondok pesantren. Dari setiap kamar terdengar suara lantunan ayat suci Alquran dari para napi. Tidak hanya itu, masjid  lapas juga dipadati warga binaan yang melakukan dzikir bersama.
Kasubsi Pembinaan Lapas Banyuasin Adi Kesuma Wardana  mengatakan, kegiatan religi ini bukan hanya terjadi temporer karena bulan puasa. Namun demikian ini sudah merupakan rutinitas para warga binaan sehari-hari. “Bedanya di bulan puasa ini, rutinitas ibadah lebih ditingkatkan. Terutama untuk tadarus Alquran, setiap hari minimal 3 jus. Sekarang sudah khatam sekali, inshaa Allah selama Ramadan bisa tiga kali khatam Alquran,” katanya.
Uniknya lagi, saat masuk waktu shalat, suara adzan ber‎sahut-sahutan dari 24 kamar yang berada di lapas. “Di sini jumlah warga binaan ada 588 orang, kalau mau shalat di masjid semua, tidak cukup. Terpaksa gantian, yang belum dapat giliran, mereka shalat berjamaah di kamar masing-masing,” jelasnya.
Untuk mengevaluasi rutinitas setiap narapidana, setiap hari ada tiga orang perwakilan dari setiap k‎amar melakukan tausyiah ke kamar-kamar. Memberikan tausyiah dan mengevaluasi perkembangan rutinitas ibadah setiap warga binaan. “Dengan metode ini, perkembangan spiritual warga binaan bisa terkontrol. Bahkan dua minggu lalu, ada dua warga binaan yang menjadi mualaf,” ungkapnya.
Metode rehab dengan sistem spiritual ini dinilai cukup berhasil. Hasil ini terlihat dari perilaku warga binaan yang lebih terkontrol. “Di sini, kami sama-sama belajar dan belajar bersama-sama mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Karena hanya itulah satu-satunya obat yang mampu mengatasi semua permasalahan,” jelasnya.
Pihaknya melibatkan ustad dari pesantren untuk membina dan memberikan materi agama kepada warga binaan. “Pelajarannya sama persis dengan mondok di pesantren, mulai dari belajar baca Alquran, fiqih, dzikir sampai mempelajari kitab kuning. Dengan harapan, keluar dari sini mereka menjadi manusia yang baru dengan akidah dan akhlak yang baik,” pungkasnya. # mewan haqqullana



Leave a Reply