- July 12, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Palembang, BP-Di akhir penugasan sebagai Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Purwadi Mukson me-launching hasil bioteknologi di mana pilot project-nya dilaksanakan Korem 044 Garuda Dempo (Gapo).
“Inisiasi ini sudah hampir satu bulan dilaksanakan dan secara resmi hari kita lakukan atau kita launching di mana ada tiga yang akan launching dari proyek bioteknologi yang pertama Bios 44 yaitu proses dekompesor pada lahan gambut untuk mempercepat proses pembusukan dengan menanamkan mikro organisme sehingga lahan gambut itu strukturnya menjadi padat,” kata Pangdam didampingi Danrem 044 /Gapo Kol Inf Kunto Arief Wibowo dan jajaran Kodam II Sriwijaya dalam acara launching produk bioteknologi di halaman Kodam II Sriwijaya, Sabtu (8/7).
Keuntungan menggunakan Bios 44 ini, membuat rongga-rongga yang ada di lahan gambut itu selama ini menjadi sumbu pembakar akan menjadi hilang atau dikurangi dan memperbaiki struktur tanah itu sendiri dan mengurangi tingkat keasaman tanah dengan cara memasukkan mikro organisme tertentu yang mengurai dan hasilnya akan di rasakan efektif tiga bulan .
“Untuk kegiatan ini sudah dilakukan di Kodim Muaraenim dalam lahan tertentu termasuk OKI, OI dan ini menjadi sample akan menjadi padat dan tidak mudah terbakar, ini menjadi proses pencegahan sebetulnya,” katanya.
Produk kedua adalah Nusantara Gapo 44 yaitu formulasi baru dalam rangka penindakan pemadaman kebakaran (karhutlah) dengan tehnologi terbaru yang tidak memerlukan banyak air sehingga areal yang terbakar dengan disemprot kimia ini seperti dilaminatin sehingga lahan gambut yang terbakar di bawahnya ini tertutup dimana O2nya habis dan diharapkan tidak terjadi pembakaran.
“Dia dicampur dengan air, satu gram bisa untuk satu hektar menutup lahan sebanyak satu hektar ini dan pemda mendukung dan jika ini berkembang dengan bagus kita tularkan ke Kodam lain,” katanya.
Selain itu penemuan ini sifatnya masih penelitian dimana uji coba yang dilakukan dari hasil penemuan ini sudah bagus dan diaplikasikan di lapangan namun secara ekonomi pihaknya belum bisa memberikan rincian.
“Yang jelas ini jauh lebih murah dibandingkan yang selama ini digunakan,” katanya.
Dan terakhir produk Bio Tehnologi terkait rekayasa penggunaan bahan bakar nabati sebagai alternatif pengganti bio diesel dengan bahan unsur non pangan plus limbah atau dikenal bahan biotanol sehingga menghasilkan bahan bakar pengganti solar.
“Kita tahu saat ini sangat ketergantungan subsidi pemerintah terhadap penggunaan bio diesel sebagai bahan utama solar, maupun bio betanol dimana,” katanya.
Selain penemuan hasil penelitian dari luar dan berkoordinasi dengan Kodam II Sriwijaya dan pilot projectnya diserahkan ke Korem 044 Gapo selaku AC Karhutlah di Sumsel.
Diakhir acara Pangdam II Sriwijaya dan jajaran memasang stiker ke Mobil yang menggunakan biotanol dan praktek penggunaan tiga produk tersebut.#osk
