- July 13, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Muaradua, BP-Perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi usai lebaran dari tahun ke tahun terus mengalami pelonjakan, termasuk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Sebab tradisi dari mudik lebaran selalu menjadi tren para pencari kerja ke Ibukota untuk memperbaiki taraf kehidupan yang lebih baik.
Salah satu adalah Wati, warga dari Kecamatan Buay Sandang Aji ini menjelaskan kepergiannya ke Jakarta hanya untuk mencari pekerjaan untuk meringankan beban kehidupan keluarganya.
“Coba-coba kak, merantau siapa tau ada nasib baik disana, dan bisa membantu biaya sekolah adik,” kata dia.
Wanita lulusan sekolah menengah atas ini menjelaskan jika dirinya ikut dengan salah satu keluarganya karena menawarkan jasa untuk mencarikan pekerjaan.
“Kakak sepupu yang mengajak, katanya kalau ada orang dalam mudah mencari pekerjaan,” jelasnya.
Senada dikatakan Rudi, jauh hari sebelum lebaran ia sudah memutuskan untuk ikut dengan temannya mengadu nasib ke Jakarta sekedar mencari pengalaman dan pekerjaan.
“Sepertinya enak tinggal dikota, teman saya yang baru satu tahun sudah tekeredit motor, “ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten OKUS Putra Bani, SSos membenarkan, ritual dari tradisi mudik untuk merayakan hari raya idul fitri memang selalu membawa kerabat untuk mencari nafkah dikota dimana mereka tinggal.
“Mereka yang mudik itu pasti ada yang dibawanya, entah itu adik, teman, atau tetangganya, ” katanya, Minggu (10/7).
Menurut dia berbagai perkembagan hingar bingar dikota yang tidak dimiliki didesanya membuat mereka ingin merasakan hal sama.
Namun sayang, lanjut dia, mereka pendatang baru ke ibu kota Jakarta hanya memiliki modal nekat dan tidak berbekal dengan keahlian khusus.
“Rata-rata mereka baru lulus sekolah menengah atas yang tidak bisa melanjutkan setudi kejenjang berikutnya memilih untuk mencari kerja, padahal kesiapan mereka untuk bersaing saya yakin masih nihil, “ujarnya.
Ia menyangkan para pencari kerja banyak diantaranya melangkahi dinas yang ia pimpin, karena tidak membuat salah satu persyaratan untuk mencari kerja yakni kartu kuning. Sehingga membuat Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak bisa mendata jumlah pencari kerja dari Kabupaten OKUS.
“Ini adalah kelemahannya banyak langsung pergi saja, padahal kartu kuning itu perlu sebagai acuan kita, untuk mengetahui berapa jumlah warga OKUS pindah ke kota dalam tiap tahunnya,” sesalnya.
Bani menjelaskan ditinggalnya pencari kerja ke daerah lain sangat mempengaruhi data kependudukan Kabupaten OKUS.
“Sudah jelas data kependudukan kita berkurang, dan rancuh. Karena banyak juga yang tidak mengurus kepindahan penduduk, ” ujar Bani.#bob