DI BANYUASIN, HONORER GURU-TENAGA MEDIS BAKAL DIANGKAT CPNS

thumb_601981_11072204082016_banyuaBadan Kepegawaian Daerah dan Diklat (BKD) Kabupaten Banyuasin mencatat 1.935 tenaga kerja berstatus honorer. Mereka megabdikan diri di bawah naungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin.
Jumlah tersebut didominasi oleh guru dan tenaga kesehata,  yang tersebar baik di wilayah daratan maupun perairan di Bumi Sedulang Setudung.
Meski jumlah tenaga honorer sangat banyak, kenyataannya Pemkab Banyuasin masih kekurangan tenaga guru dan kesehatan terutama untuk ditempatkan di wilayah perairan.
Kepala BKD Banyuasin melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan dan Mutasi Budiman kepada Rakyat Merdeka Online Sumsel menjelaskan, daerah ini setidaknya butuh sekitar 500 tenaga guru. Kekurangan terbanyak untuk di kawasan perairan.
“Jumlah guru di Banyuasin masih kurang sekitar 500, sekarang sudah ada 5600 guru. Wilayah perairan paling banyak membutuhkan tenaga pendidik,” kata Budiman.
Menurut dia, pihaknya belum bisa memenuhi kekurangan tenaga pendidik tersebut karena masih terganjal oleh aturan moratorium.
“Sekarang masih moratorium, jadi kita belum bisa melakukan penerimaan untuk CPNS,” ujar dia.
Meski demikian, BKD Kabupaten Banyuasin bisa melakukan pengangkatan dari tenaga honorer yang saat ini berjumlah 1.935 orang.
“Dengan adanya jumlah tenaga honorer 1.935, maka kita bisa melakukan pengangkatan. Artinya tinggal menunggu persetujuan dari Pusat untuk melakukan pengangkatan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Nofran membenarkan, tentang adanya kekurangan jumlah tenaga pendidik guru. Namun dia belum mengethui secara pasti rincian jumlah kekurangan tersebut.
“Kalau kekurangan benar, tapi kalau total jumlahnya yang tepat kita belum tahu, dan belum bisa memastikan. Nanti akan kami cek kebenaran jumlahnya ke bidang yang bersangkutan masing-masing,”  katanya.
Dia juga memastikan, kekurangan tenaga guru ini tidak mempengaruhi kualitas belajar mengajar di setiap sekolah yang ada di Kabupaten Banyuasin.
“Tidak ada pengaruhnya dengan proses belajar di sekolah, karena kita mencukupi kekurangan guru tersebut, dengan tenaga honorer, terutama untuk sekolah di daerah terpencil,” ungkapnya.[ida] (Rmol.sumsel)



Leave a Reply