NILAI EKSPOR SUMSEL MENURUN DI SEMESTER PERTAMA 2016

1Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) harus mencari cara untuk merealisasikan pencapaian target nilai ekspor dari tahun ke tahun (YOY), agar provinsi tersebut dapat mengembangkan bebrbagai sektor industri.
Pasalnya, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel pada semester pertama tahun ini, nilai ekspor Provinsi Sumsel, dinilai masih cukup rendah. Dimana, realisasi target yang ditetapkan pada Semester pertama tahun lalu turun dari US$1,35 miliar menjadi US$921,40 juta
“Berdasarkan data kami, nilai ekspor Sumsel masih cukup rendah. Dimana, pada Semester I/2016 sebesar US$921,40 juta turun dari realisasi pada periode yang sama tahun Semester I/2015 yang senilai US$1,35 miliar,” terang Kepala BPS Sumsel Yos Rusdiansyah, melalui siaran persnya, Senin (1/8).
Yos mengatakan, sebenarnya nilai ekspor Sumsel sudah meningkat secara bulanan jika dibandingkan periode yang sama ekspor masih turun sebesar 32,09%. Dan itu berasal dari komoditas andalan seperti karet.
“Selama semester pertama karet yang berkontribusi terhadap ekspor nonmigas hampir 70%, dan itu terus meningkat. Namun, perlu ada suport dari komoditas lain, agar nilai ekspor Sumsel dapat menjaga stabilitas industri yang ada saat ini,” imbuhnya.
Sebenarnya jika harga karet yang merupakan komoditas andalan untuk ekspor Sumsel bisa terjaga maka tidak menutup kemungkinan ekspor Sumsel pada tahun ini pulih. Namun, harga karet harus benar-benar terjaga.
Dimana, ia memaparkan ekspor karet pada Juni 2016 senilai US$112,18 juta naik sebanyak US$12,65 juta dibanding bulan sebelumnya yang senilai US$99,53 juta.
“Selama semester pertama karet yang berkontribusi terhadap ekspor nonmigas hampir 70% itu terus meningkat. Peningkatan itu terjadi karena harga karet di pasar global yang naik sehingga volume ekspor juga dinaikkan,” tuturnya.
Saat ini, beberapa sektor cukup mesuport dalam menjaga stabilitas ekspor yang dilakukan Sumsel, dimana itu terjadi karena adanya kenaikan beberapa komoditas utama. Seperti kenaikan secara bulanan juga terjadi pada komoditas batubara, kelapa sawit maupun kayu/produk kayu.
Namun, untuk sektor lain yang menjadi penunjang masyarakat, komoditas kopi yang tercatat menurun dibanding Mei 2016. Agar seimbang, perlu ada peningkatan nilai tujuh komoditas andalan nonmigas Sumsel itu tidak disertai peningkatan dibanding periode Semester I/2015.
“Berdasarkan negara tujuan utama, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat masih menjadi pasar ekspor Sumsel,” tandasnya. [yip]Rmol.sumsel.



Leave a Reply