Matangkan Lahan IPAL Sei Selayur

Palembang, BP — Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sei Selayur yang merupakan hibah dari Pemerintah Australia kini sedang dalam tahap pematangan lahan.
Pembangunan IPAL Sei Selayur di lahan seluas 5,7 hektar dijanjikan selesai dalam pada 2022. Pembangunan di tahap pertama ini adalah hibah dari Pemerintah Australia senilai 45 juta AUSD atau Rp450 miliar. IPAL Sei Selayur dengan kapasitas 22 ribu sambungan ini akan mengolah limbah rumah tangga dan dialirkan kembali ke sungai dalam keadaan bersih.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Ahmad Bastari Yusak mengatakan, bantuan hibah dari Australia ini untuk jaringan instalaai lengkap dan pompa pendorong yang berfungai untuk mengangkut limbah domestik masyarakat Palembang.
“22 ribu sambungan ini dananya dari pemerintah daerah sementara jaringan pipa dari pemerintah pusat,” katanya di sela acara pembukaan Social Marketing Implementasi Pengelolaan Air Limbah Domestik, Rabu (7/2).
Bastari mengatakan, nilai dana yang dibutuhnya untuk sambungan rumah ini sama besarnya dengan dana hibah yang diberikan Australia. “Jumlah yang diterima memang belum ideal, tapi sudah sangat bersyukur, sekarang kita tahap pematangan lahan,” jelasnya.
Walikota Palembang Harnojoyo mengatakan,masih berharap bantuan lainnya yang diberikan terkait dengan penanganan masalah kebersihan. Ia kembali meminta agar Pemerintah Australia dapat membantu Pemkot Palembang dalam menangani masalah sampah. Harnojoyo mengatakan, sangat berharap jika hibah Australia yang diketahui sebesar 250 juta AUSD, dapat diberikan lagi untuk kebutuhan peningkatan infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah perhelatan akbar Asian Games yang akan berlangsung tahun ini. Mungkin, Pemerintah Australia bisa memberikan bantuan berupa hibah alat kebersihan, seperti mesin penyapu jalan yang lebih efisien dalam mengatasi sampah di Palembang,” jelasnya.
Harnojoyo mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Australia yang terus mendorong Pemkot Palembang untuk bagaimana menangani sanitasi dan masalah kebersihan. “Kami sangat berkomitmen, sesuai dengan apa yang disampaikan beberapa waktu lalu. Dimana, tidak hanya limbah cair, limbah padat pun saat ini menjadi perhatian serius kami,” katanya.
Counsellor for Infrastructure and Economic Governance DFAT, Australian Embassy, Bridie Rushton mengatakan, sebagian besar masyarakat tanpa akses pembuangan limbah yang baik. Hal ini berpengaruh pada kesehatan dan ekonomi. sekitar 18 persen pendudukmya hidup tanpa akses air bersih, 80 persen tanpa akses air minum dan 98 persen tanpa akses pembuangan air limbah.
“Sudah dari tahun 2013 kami bekerja sama dengan Pemerintahan Indonesia, khususnya Palembang. IPAL Sei Selayur adalah langkah awal terkait suport kami terhadap komitmen Pemerintah daerah terkait sistem sanitasi yang dibangun,” jelasnya.
Bridie mengatakan, sanitasi yang buruk berpengaruh pada 2,3 persen pendapatan daerah dan menyebabkan penyakit diare. Untuk mendukung program sanitasi ini, Pemkot Palembang berencana membangun sekitar 2000 sambungan rumah. Sampai dengan Desember 2017 baru ada sekitar 500 sambungan.
Pemerintah Australia, akan berusaha menyelesaikan persoalan dari kekurangan yang dihadapi. Karena, investasi sanitasi menjadi hal yang penting, demi menciptakan masyarakat yang sadar akan kesehatan. #pit



Leave a Reply