- March 6, 2018
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, – Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Satgas Karhulta Provinsi untuk mendukung upaya reaksi cepat untuk mencegah kebakaran di lokasi target restorasi gambut, khususnya wilayah Sumatera Selatan demi mendukung pelaksanaan ASIAN Games 2018
Titik api yang mulai bermunculan dan kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatera segera di respons Badan Restorasi Gambut (BRG). BRG yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di 7 provinsi ini sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Satgas Karhulta Provinsi untuk mendukung upaya reaksi cepat untuk mencegah kebakaran di lokasi target restorasi gambut.
Deputi III Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Dr. Myrna A, Safirti, menjelaskan tiga langkah utama yang diambil BRG terkait dengan kebakaran ini. “Yang pertama kami melakukan pendataan ulang pada areal rawan terbakar di wilayah target restorasi gambut. Secara periodik kami mengamati keberadaan titik api dan tinggi muka air di lahan gambut”, ujar Myrna saat berkunjung ke Kantor Redaksi Sriwijaya Post di Graha Tribun, Senin (05/03/2018).
Upaya kedua yang siap dilakukan BRG adalah membentuk posko pemantauan dan patroli kebakaran di desa-desa gambut rawan kebakaran. Posko yang dibentuk diutamakan di wilayah yang belum ada posko serupa. Keberadaan Posko ini berbasis pada masyarakat setempat.
Sementara itu, untuk pencegahan kebakaran, kegiatan pembasahan gambut ditingkatkan dan diperluas. Ini menjadi aksi ketiga yang dilakukan BRG menghadapi kebakaran. Dalam sepekan ke depan BRG mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur pembasahan di lokasi rawan terbakar saat ini dan perbaikan infrastruktur yang telah ada.
“Koordinasi dengan Satgas Karhutla di setiap provinsi terus kami lakukan. Kami telah menugaskan dua Deputi untuk menjalankan koordinasi ini sekaligus memimpin pelaksanaan tiga aksi utama untuk merespon kebakaran ini. Untuk kegiatan di Sumatera ditugaskan Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan, sementara untuk kegiatan di Kalimantan kami tugaskan Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharan,” kata Myrna mengakhiri sambutannya.
Restorasi gambut tidak sekadar membasahi lahan gambut dan menanam kembali untuk memperbaiki ekosistem yang rusak, tetapi juga memberdayakan masyarakat yang hidup di lahan gambut.
Bahkan ditingkat desa tim BRG memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait pentingnya menjaga hutan gambut untuk kehidupan, hal ini disampaikan oleh Syafrul Yunadi dari Tim Restorasi Gambut Sumsel.
“Kami memberikan segala upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lahan gambut. Sebab lahan gambut ini memiliki fungsi sebagai suatu upaya untuk mengatasi banjir dan kebakaran. Kalau gambut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, akan mengakibatkan kerugian bagi manusia. Di musim hujan ia bisa menjadi banjir, di musim kemarau dapat menjadi api,” ujarnya.
Pada tahun 2017 di Provinsi Sumatera Selatan, BRG melakukan restorasi melalui penimbunan di 10 titik di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, KHG Sungai Saleh dan Sungai Sugihan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 9.467 hektar, tutup Syafrul.
MC Diskominfo Prov.Sumsel/CleY