Komitmen Sumsel Terhadap Lingkungan Capai Benua Afrika

#The Global Assembly Meetiing of Tropical Alliance 2020, Se-Asia dan Afrika Hanya Dua Gubernur
Ghana Afrika-
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) kembali diundang menjadi pembicara dalam pertemuan internasional yang membahas terkait permasalahan lingkungan yakni pada acara The Global Assembly Meetiing of Tropical Alliance 2020 yang berlangsung di Accra Ghana, Afrika, Selasa (15/5).
Hanya ada dua Gubernur se- Asia-Afrika yang diundang di acara ini yakni Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Gubernur Negara Bagian Edo Nigeria.
Karena berhalangan hadir langsung memenuhi undangan tersebut, akhirnya Gubernur Sumsel Alex Noerdin menugaskan langsung Staf Khusus Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim Dr. Najib Asmani datang ke acara tersebut untuk memaparkan tentang Sumsel dan komitmen Pemerintah Sumsel dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
Dalam paparannya, Najib Asmani menyampaikan bahwa sejak awal abad ke-7, Provinsi Sumsel telah menjadi pusat perhatian dunia sebagai jalur paling strategis, Jalur Sutra yang membentang disepanjang Selat Malaka. Sejak saat itu, Sumsel menjadi tujuan bagi banyak pedagang karena telah menjadi wilayah jalur perdagangan baik kekayaan sumberdaya alam, pelestarian budaya, dan pendidikan.
Untuk membangkitkan kejayaan dimasa itu, dalam beberapa bulan kedepan di ibukota Provinsi Sumsel yakni Kota Palembang akan berlangsung event olahraga internasional, Asian Games XVIII tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2018.
Palembang menjadi kota penyelenggara event olahraga bangsa-bangsa Asia itu bersama ibukota negaradan menjadi kebanggaan karna Sumsel mampu menyelenggarakan event yang bergensi tersebut.
Menghadapi era baru yang keberlanjutan, Lanjut Najib Asmani, Pemerintah Provinsi Sumsel telah secara aktif terlibat dan menjadi bagian dari inisiatif global untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sebagai salah satu pilar terpenting dalam kerjasama dengan negara-negara berkembang, Provinsi Sumsel telah berusaha menetapkan pendekatan yurisdiksi terhadap pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pelaksanaan National Designated Commitmentand serta Paris Agreement direction Paris Agreement tentang perubahan iklim.
Pada tahun 2015, Provinsi Sumsel menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan. Tantangan yang sangat besar dikarenakan sebagian besar lahan yang terbakar berada adalah lahan gambut terluas di kawasan ini. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan perkebunan dan konservasi hutan lainnya sangat tidak bijak.
“Saya memahami bahwa Sumatera Selatan tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang cukup, karena itu saya membuka peluang bagi dunia untuk bergabung dan menjadi bagian dari solusi dan bermitra serta bekerja bersama-sama untuk membatasi efek kebakaran”, ujar Najib Asmani saat membacakan materi Gubernur Sumsel.
Najib menambahkan, saat ini Provinsi Sumsel sudah bisa mengatasi akibat dari kebakaran di tahun 2015 dan bersiap untuk melakukan pemulihan dan merehabilitasi area yang terdegradasi.
“Melalui perjalanan waktu, kami menginisiasi Kemitraan antara Pemerintah -Swasta-Publik dalam Pembangunan pertumbuhan Hijau dan Manajemen Lanskap berkelanjutan, sebagai strategi kami untuk mengelola lanskap Sumatera Selatan,” ungkapnya.
“Kami membuat perkiraan kebutuhan sebesar USD 2,7 miliar untuk mendukung Implementasi konservasi dan restorasi, dan kami berkomitmen untuk mengamankan lanskap sekitar 1 juta hektar di Sumatera Selatan dan komitmen kami untuk mempromosikan nol deforestasi pada rantai suplai di bawah wilayah yurisdiksi kami,” lanjutnya.
Pemerintah Provinsi Sumsel percaya bahwa pembangunan itu adalah untuk membangun aliansi, baik di tingkat nasional dan internasional.
“Dalam acara yang sangat penting ini dan dengan dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia, kami ingin mengundang Aliansi dan anda untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Untuk permulaan awal, kami telah mengumpulkan enam lembaga nasional dan internasional dalam konsorsium untuk membentuk program manajemen bersama, menerapkan hampir US $ 21 juta di wilayah tersebut, dan dana tersebut akan banyak digunakan sebagai kinerja dasar dalam hal kapabilitas untuk mengelola substansi dan dana. Sayangnya, anggota dari pengelolaan bersama ini sebagian besar terbatas pada isu spesifik, lokasi dan dalam kerangka waktu,” terang Najib.
Dijelaksna Najib Asmani, keberlanjutan lanskap Sumsel membutuhkan komitmen jangka panjang. Masalah yang dihadapi pada kebakaran hutan dan lahan tidak dapat dipisahkan dari masalah penguasaan lahan. Oleh karena itu, pendekatan lanskap untuk keberlanjutan adalah suatu keharusan bagi Sumsel dalam mencapai visi Pertumbuhan Ekonomi Hijau. Salah satu prasyarat untuk komitmen jangka panjang adalah kehadiran pendanaan berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Sumsel mengusulkan untuk mendirikan Lembaga Pendanaan berkelanjutan dimana dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana pembangunan strategis provinsi yang terkait dengan penghidupan dan kesejahteraan masyarakat, perubahan Iklim (mitigasi, adaptasi / ketahanan dan energi terbarukan), pengelolaan lanskap berkelanjutan, lingkungan layanan, perlindungan keanekaragaman hayati dan konservasi ekosistem.
“Lebih jauh lagi, kita perlu dukungan dari sektor lain, terutama swasta dan masyarakat sipil untuk mengatasi pemicu deforestasi bersamaan dengan lemahnya kapasitas petani kecil menghadapi aspek legalitas dan sertifikasi serta standar pasar, terutama bagi mereka yang beroperasi di wilayah lahan gambut,” ujarnya.
Ditambahkan Najib Asmani, dalam pertemuan tingkat Ministrial Bonn Challenge 2017 di Provinsi Sumatera Selatan, telah diserahkan Dokumen Pembangunan Pertumbuhan Hijau Sumatera Selatan yang telah disiapkan untuk mendukung program nasional mengenai pemulihan di tingkat provinsi.
Sehubungan dengan upaya untuk mengendalikan dan mempromosikan praktik-praktik pengelolaan terbaik dari hutan, daerah aliran sungai, lahan gambut dan kebakaran, Sumsel berinisitatif untuk membentuk Forum Lanskap Nusantara mendukung Pertumbuhan Hijau pada Festival Landscape yang akan diadakan pada Juli 2018 di Kota Palembang.
“Kami berharap, Majelis Umum TFA 2020 akan menjadi suatu acara yang potensial untuk kita memulai jaringan, membangun kolaborasi, mengembangkan peluang untuk mendukung komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan pertumbuhan hijau,” paparnya.
“Kami juga ingin mengambil kesempatan untuk menyampaikan penghargaan terbesar kami kepada mereka yang telah berkontribusi untuk keberhasilan acara ini. terutama kepada kementerian counterpart kami di negara kami, pemerintah daerah, mitra pembangunan, mitra yang berkontribusi dan untuk tim saya di Sumatera Selatan. Saya berharap kita semua dalam acara yang baik, dan saya pasti untuk menikmati kuliner terkenal di Accra, terutama pisang goreng khusus dan kacang panggang” Acrra,” pungkasnya. (RILLIS)



Leave a Reply