Awali Tahun 2019, Sandiaga Datangi Pasar Larangan Sidoarjo

Sandiaga berjabat tangan dengan salah satu pedagang di Pasar Larangan Sidoarjo (Foto: Suparno)

Sidoarjo – Sandiaga Salahuddin Uno memulai sosialisasinya di tahun 2019 dengan mendatangi Pasar Larangan Sidoarjo. Di pasar tersebut, Sandi memukul gong sebagai tanda transaksi pasar di tahun 2019 dimulai.

Sebelum memukul gong, calon wakil presiden nomor urut 02 ini mendatangi pedagang pasar yang buka 24 jam tersebut. ibu Kusnawiyah (52), pedagang sayur mayur, mengeluhkan naiknya harga kebutuhan pokok. Dia berharap ke depannya ada perubahan kebaikan.

“Bawang yang tadinya per kilogram seharga Rp 22 ribu, kini mengalami kenaikan Rp 26 ribu,” kata Kusnawiyah saat ditanya Sandiaga di Pasar Larangan Sidoarjo, Selasa (1/1/2019).

Sementara itu Novi (26) salah satu pembeli di Pasar Larangan juga mengeluhkan harga ayam yang sekarang sudah menyentuh harga Rp 40 ribu. Novi yang tinggal di Desa Larangan Sidoarjo itu berharap di tahun 2019 harga bisa turun.

Harga ayam kok nggak turun-turun, kami berharap harga daging ayam segera turun,” kata Novi.

Sandiaga mengaku akan menampung semua aspirasi dan keluhan para pembeli dan pedagang. Karena menurutnya pasar tradisional adalah tulang punggung dan denyut nadi ekonomi nasional 

“Insyaallah keluhan ibu Kusnawiyah dan Ibu Novi kian memacu saya dan Pak Prabowo untuk bekerja keras agar terpilih melayani masyarakat Indonesia. Sehingga kita kurangi keluhan harga kebutuhan bahan pokok yang naik turun dan mahal,” kata Sandi di pasar Larangan Sidoarjo.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), pihaknya mengundang Sandi karena kepedulian mantan ketua umum APPSI ini pada pasar tradisional. Baik selama menjadi Ketua umum, maupun saat menjabat wakil gubernur DKI Jakarta. 

“Kami juga mengundang bupati Sidorjo dan jajarannya. Sayang, mereka ada keperluan lain,” terang Feri.

Saat dialog, Pedagang krupuk Jamal mengaku dia sekarang kesulitan menjual krupuk. Karena daya beli yang turun. Sandi pun segera merogoh sakunya dan membeli semua krupuk pria setengah baya ini.

“Saya beli pak, untuk cemilan di mobil menuju Madura,” kata Sandi, kemudian pedagang tersebut menjawab “Semoga Allah membalas kebaikan bapak,” ucap Jamal si pedagang krupuk.

Sandi berharap pasar akan terus menjadi sentra ekonomi rakyat dengan harga-harga terjangkau dan stabil. “Pasar tradisional harus bangkit tidak terhimpit dan tidak terjepit,” tandas Sandi.

(iwd/iwd)





Leave a Reply