- January 4, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita
Washington DC – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) merilis imbauan perjalanan untuk setiap warga AS yang bepergian ke China. Setiap warga AS di China diminta untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat adanya praktik ‘penegakan hukum setempat secara sewenang-wenang’.
Imbauan perjalanan ini dirilis otoritas AS di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik dengan China usai penangkapan pejabat tinggi perusahaan telekomunikasi China, Huawei, oleh Kanada. Penangkapan itu dilakukan atas permintaan otoritas AS.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (4/1/2018), imbauan perjalanan ini masih ditetapkan pada ‘level 2’ seperti sebelumnya, namun juga memperingatkan soal pemeriksaan keamanan tambahan dan penambahan personel kepolisian di wilayah Xinjiang dan daerah otonomi Tibet.
Imbauan perjalanan yang baru ini menindaklanjuti penahanan dua warga Kanada, Michael Kovrig yang mantan diplomat dan Michael Spavor, seorang pengusaha dan konsultan, oleh otoritas China. Ditegaskan oleh China bahwa kedua warga Kanada itu dicurigai membahayakan keamanan negara.
Pada Kamis (4/1) waktu setempat, jaksa China menyatakan dua warga Kanada itu ‘tanpa diragukan’ telah melanggar hukum.
Ketegangan dengan China meningkat setelah otoritas Kanada menangkapMeng Wanzhou, Chief Financial Officer (CFO) perusahaan telekomunikasi China, Huawei Technologies Co Ltd, di Vancouver pada 1 Desember 2018. Meng ditangkap atas dugaan pidana terkait pelanggaran sanksi Iran yang diberlakukan AS. Jaksa AS menuduh Meng menyesatkan sejumlah bank soal transaksi terkait Iran, sehingga menempatkan bank-bank itu pada risiko melanggar sanksi-sanksi AS.
Meng sendiri telah dibebaskan oleh otoritas Kanada usai membayar jaminan CAN$ 10 juta, namun persidangan ekstradisi terhadapnya masih akan berlanjut.
Diketahui bahwa imbauan perjalanan AS ke China terakhir kali dirilis pada 22 Januari 2018. Saat itu, Departemen Luar Negeri AS mengimbau setiap warga AS yang akan atau berada di China untuk ‘meningkatkan kewaspadaan’ karena adanya ‘penegakan hukum setempat secara sewenang-wenang dan pembatasan khusus bagi warga berkewarganegaraan ganda AS-China’ oleh otoritas setempat.
Imbauan perjalanan terbaru ini menegaskan kembali hal yang sama, sembari menambahkan: “Langkah-langkah keamanan tambahan, seperti pemeriksaan keamanan dan peningkatan level kehadiran polisi, wajar terjadi di Xinjiang Uighur dan Wilayah Otonomi Tibet. Otoritas setempat mungkin memberlakukan jam malam dan pembatasan perjalanan secara mendadak.”
Imbauan perjalanan itu juga memperingatkan warga AS soal penggunaan ‘exit ban‘ oleh otoritas China. Exit ban berarti melarang warga negara AS meninggalkan China, terkadang ‘menjaga’ mereka tetap di China selama bertahun-tahun.
“Dalam banyak kasus, warga-warga AS baru menyadari soal exit ban ketika mereka akan meninggalkan China dan tidak ada metode untuk mencari tahu berapa lama larangan itu akan berlangsung,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS memperingatkan, seperti dilansir AFP.
“Warga-warga AS di bawah exit ban telah dilecehkan dan diancam,” imbuh pernyataan itu.(nvc/ita)