- January 10, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita
LAHAT – SSB Persido U-12 dan U-14 menyabet gelar juara Festival Sepakbola Alex Noerdin Cup 2019 yang digelar di Stadion Gelora Serame, Kabupaten Lahat, Kamis (10/1) pagi.
Pada partai final, Persido U-12 berhasil mengalahkan SSB Tunas Muda dengan skor tipis 3-2. Sedangkan Persido U-14 menumbangkan SSB Porcel dengan skor telak 3-0.
Penggagas Festival Sepakbola Alex Noerdin Cup 2019 yakni Alex Noerdin menyerahkan langsung piala dan medali kepada tim yang keluar sebagai juara pada festival U-12 dan U-14.
Alex memberikan ucapan selamat kepada pada para juara. Pada hari terakhir di Lahat, akan dilakukan coaching clinic. Tiga pemain terbaik dibawa ke Palembang untuk dilatih oleh mantan gelandang Barcelona Ronaldinho.
“Nanti akan dipilih, diambil tiga terbaik. Akan ada 50 anak diundang ikut coaching clinic bersama Ronaldinho di Jakabaring,” ucapnya.
Selain itu, sebanyak 50 anak ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Nanti akan menjadi angkatan pertama dari Sekolah Sepakbola Alex Noerdin yang bakal segera didirikan mantan gubernur Sumsel ini.
“Sebanyak 50 anak masuk SSB Alex Noerdin ini gratis. Biaya sekolah, baju, dan biaya lain gratis. Mereka akan sekolah dan belajar bermain sepakbola. Kita yakin nanti mereka akan menjadi pemain timnas nantinya,” katanya.
Sementara itu, Ketika ditemui usai pertandingan, Pelatih Persido Lardi mengatakan anak asuhnya selalu menjalani sesi latihan dua kali dalam satu minggu di Lapangan Kodim Lahat.
“Ini trofi pertama bagi Persido U-12. Kita sudah tergabung dalam tim kurang lebih satu tahun yang lalu,” ungkap pelatih berlisensi D nasional ini kepada awak media.
Berbeda dengan tim Persido U-14 yang memang cukup disegani di Lahat dan kota sekitar yang sebelumnya juara dua tahun berturut-turut di turnamen Forum Sepakbola Indonesia.
Tim yang turun berasal dari Kabupaten Lahat, Muara Enim, Pagaralam, dan Empat Lawang. Selain itu, 2018, Persido juara kedua turnamen Andalas Cup di Kabupaten Lahat.
Berdiri tiga tahun silam, Lardi menceritakan awalnya tidak mudah. Hanya ada 12 anak yang mau bergabung. Mereka hanya hobi bermain bola tapi tidak paham soal teknik ataupun kerjasama tim.
Datang dari keluarga tidak punya, pemain ini punya semangat dan terus kerja keras saat sudah berada di lapangan hijau.
“Dari 12 pemain awalnya, kita buktikan dengan prestasi dan akhirnya terus bertambah hingga 40 pemain untuk U-12 dan 40 pemain untuk U-14,” katanya. (ril)