- January 14, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita
Jakarta – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendirikan salah satu pos pertempuran di dekat rumah capres petahana Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin tak ambil pusing dengan upaya BPN mengambil suara di ‘kandang banteng’.
“Ya itu kan keinginan mereka, keinginan mereka kan seperti itu. Bagaimana misalkan kantong-kantong suara yang dimiliki oleh Pak Jokowi itu bisa diimbangi oleh pihak paslon 02 supaya mungkin bisa memecah belah konsentrasi kantong-kantong suara yang sudah kami miliki. Itu kan bagian dari strategi yang dimainkan oleh masing-masing paslon,” kata Direktur Advokasi TKN Jokowi-Ma’ruf, Ade Irvan Pulungan di Resto Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019).
Irvan mengaku pihaknya juga memiliki strategi jitu untuk mengimbangi manuver kubu lawan. Namun, ia enggan membeberkan strategi yang dimaksud.
“Kami juga pasti akan memainkan strategi yang sangat jitu dan bisa lebih teruji terhadap kantong-kantong suara yang juga dimiliki oleh pihak paslon 02. Bagaimana caranya tentu tidak akan kami sampaikan di publik, karena itu kan sebuah strategi sebagai proses pemenangan,” ujarnya.
Lokasi posko BPN Prabowo-Sandiaga itu juga hanya berjarak 50 meter dari posko PDIP Banjarsari. PDIP juga sempat mengirimkan karangan bunga berisi ucapan selamat atas peresmian posko itu.
Irvan pun tak khawatir lumbung suara Jokowi-Ma’ruf akan direbut oleh Prabowo-Sandiaga dengan pendirian pos pertempuran itu. Pasalnya, masyarakat sudah cerdas membedakan mana pihak yang memberikan kepastian atau pihak yang hanya memberikan rasa takut dan kegelisahan.
“Mana yang sudah berpengalaman dengan mana yang belum berpengalaman mengelola mengurus negara ini. Indonesia ini negara besar, tidak bisa diurus dengan sebuah keinginan yang belum mempunyai pengalaman,” tutur Irvan.
“Mengurus negara Indonesia ini yang dari Sabang sampai Merauke, 17 ribu lebih pulau, 260 juta penduduknya itu harus diurus dengan orang yang nempunyai niat dan kemampuan dan juga orang yang pnya pengalaman dalam pemerintahan dan birokrasi,” imbuhnya.(azr/mae)