- January 19, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP
Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang kini dapat memberikan pelayanan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel. Tindakan perdana dilakukan, Jumat (18/1), oleh Dr. Alexander Edo Tondas, SpJp, FIHA, FICA kepada pasien bernama Selamet.
RMSH menjadi rumah sakit pertama di pulau Sumatera dan rumah sakit pertama di luar Jakarta yang mampu melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker).
Dirut RSMH Dr M Syahril Mansyur, SP P MPH mengatakan, RSMH adalah rumah sakit rujukan nasional sehingga masyarakat di Sumsel tidak perlu ke Jakarta apalagi sampai ke Malaysia dan Singapura untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena RSMH kini melayani lima rujukan nasional yakni layanan jantung dan syaraf, layanan kanker mulai screeningsampai kemoterapi, bedah infasif, bayi tabung, dan transplantasi ginjal.
“Khusus layanan jantung dan syaraf terpadu. Sebelumnya layanan jantung dan syaraf terpadu dilakukan dengan bedah torak. Bedah pemasangan ring di jantung dan operasi jantung, kelainan jantung bawaan. Hari ini dokter Edo, spesialis jantung dan pembuluh darah, melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel atau leadless pacemaker,” kata Syahril.
Koordinator Layanan Cardioserebrovaskuler Dr. Alexander Edo Tondas, SpJp, FIHA, FICA menjelaskan, tindakan pemasangan alat pacu jantung tanpa kabel yang dilakukannya atas pasien bernama Selamet, berjalan lancar.
“Pasien sudah kita pindahkan ke kamar. Satu atau dua hari bisa dipulangkan. Terima kasih keluarga sudah percayakan ke RSMH. Mudah-mudahan makin banyak pasien seperti pak Selamet terbantu, tanpa harus ke luar negeri,” kata Edo.
“Tindakan hari ini, pemasangan alat pacu jantung. Untuk pasien yang mengalami denyut pacu jantung lambat. Selama ini banyak pemasangan alat pacu jantung satu kabel, dua kabel, bahkan tiga kabel,” terangnya.
Edo menjelaskan, dengan teknologi berkembang, ukuran alat pacu jantung semakin kecil. Untuk tindakan yang baru dilakukan, alat pacunya seperti kapsul dengan berat 2 gram. Alat pacu jantung ini mikra terkecil di dunia.
Tindakan yang dilakukan non bedah, tanpa buka dada, alat dimasukkan melalui kateter melalui paha. Setelah pemasangan alat ini, pasien tetap dipantau. Alat pacu ini dilengkapi baterai yang bisa bertahan hingga 12 tahun.
“Kita pantau dua bulan kemudian, setiap enam bulan dicek, baterainya bagus atau tidak, fungsinya bagus atau tidak. Kateter dari paha, masuk ke pembuluh darah. Ini adalah kateter mendorong alat pacu jantung dibantu x ray, untuk melihat ke dalam. Saya bisa melihat alat ini dari luar,” katanya.
Dokter ahli jantung dan syaraf dari RS Harapan Kita, dr Diki Hanafi yang hadir pada pelaksanaan pemasangan alat pacu jantung, menuturkan, pemasangan alat ini belum banyak di Indonesia.
“Di luar Jakarta baru di Palembang. Harapan kita pertama, yang kedua RSMH. Di Harapan Kita sudah banyak yang pasang,” ucapnya.
Diki menjelaskan, alat pacu jantung dengan kabel yang selama ini sering dipakai sering ada komplikasi yakni bisa menyebabkan infeksi, pendarahan, kabel menggulung.
“Tapi ini tanpa kabel. Sekarang alat pacu jantung mengecil hanya sebesar kapsul. Jauh lebih canggih dari yang biasa. Alatnya punya sensorsehingga bisa melihat nadinya naik, semuanya bisa dimonitor. Ini lebih bagus lagi,” katanya.#osk