- January 25, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita

Penampakan banjir di Sulsel (Dok Relawan BNPB dan BPBD)
Jakarta – Kepala BNPB Letjen Doni Monardo menilai salah satu cara mencegah terjadinya kembali banjir bandang di Sulawesi Selatan adalah dengan ‘menghijaukan’ kembali Gunung Bawakeraeng.
“Pertama alih fungsi lahan di kawasan Gunung Bawakeraeng yang kapasitasnya telah mencapai lebih dari 40%, status lahan sangat kritis,” kata Kepala BNPB Letjen Doni Monardo usai acara Tasyakuran HUT Ke-11 BNPB di Sentul, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
“Sehingga perlu ada upaya yang maksimal agar fungsi konservasi ini bisa segara pulih kembali. Untuk mengembalikan konservasi ini tidak bisa dilakukan setahun dua tahun, atau secara situasional, tetapi harus berkelanjutan,” jelasnya.
Gunung Bawakeraeng terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Selain permukiman, ada desa wisata bernama Malino di lereng gunung ini.
“Kita harapkan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten yang memiliki tanggung hawab untuk mengeluarkan izin. Agar tidak lagi memberikan izin untuk penggalian pasir, terutama galian, karena dampak adanya galian pasir ini lah yang membuat kemampuan Waduk Bilibili ini berkurang,” tutur Doni.
Sementara itu seperti diketahui banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan. Korban tewas akibat banjir-longsor di Sulsel ini bertambah jadi 59 orang dan korban hilang bertambah jadi 25 orang.
“Kerusakan sarana fisik antara lain 10 jembatan, 16,2 km jalan, 2 pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, 6 fasilitas pemerintah, dan 22 unit sekolah,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya kepada detikcom.
Berikut data dampak bencana per kabupaten/kota yang dilansir BNPB:
1. Jeneponto (banjir) : 10 orang meninggal, 3 orang hilang.
2. Maros (banjir) : 4 orang meninggal, 1.200 orang terdampak, 251 orang mengungsi.
3. Gowa (banjir dan longsor): 44 orang meninggal, 21 orang hilang, 46 luka, 2.121 mengungsi.
4. Kota Makasar (banjir): 2.942 orang terdampak, 1.000 orang mengungsi, 477 rumah terendam.
5. Soppeng (banjir): 1.672 ha sawah terendam.
6. Wajo (banjir): 2.454 orang terdampak, 2.010 rumah terendam.
7. Barru (banjir): 2 unit pasar, 1 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas pemerintahan
8. Pangkep (banjir): 1 orang meninggal, 1 orang hilang, 28 rumah rusak.
9. Sidrap (puting beliung): 1 unit rumah rusak sedang.
10. Bantaeng (puting beliung): 1 unit rumah rusak sedang
11. Takalar (banjir): 1.195 Rumah terendam.
12. Sinjai (puting beliung): 2 rumah rusak.
13. Selayar (banjir): 1 orang meninggal, 109 mengungsi.
(rna/hri)