- January 26, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita

Pengamat transportasi kota Palembang , Syaidina Ali
Palembang, BP
Pemindahan Pelaburang Orang dari Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) ke Pelabuhan Boom Baru, Palembang dinilai tidak menyelesaikan masalah.
Menurut pengamat transportasi kota Palembang , Syaidina Ali menilai tujuan pemindahan tersebut dari pemerintah dinilainya bagus untuk mengembangkan satu wilayah, namun tidak di imbangi dengan metode pendekatan dengan kajian ilmiah, pendekatan dengan sosialisasi, pendekatan dengan kultur, pendekatan budaya.
“Dan fasilitas di Boom Baru apa?, kita mindahkan barang khan ada alatnya, ada cara dan tempat-tempat yang disediakan, seperti pemindahan pelabuhan Tangga Buntung ke Tanjung Api-api disiapkan damri, bukan mempersulit masyarakat, justru pemindahan itu harusnya mempermudah masyarakat,” kata mantan Kadishub Palembang ini Jumat (25/1).
Sebagai warga Palembang dirinya bukan tidak setuju pemindahan pelabuhan orang ke Boom Baru tapi kalau memang harus dipindahkan terlebih dahulu harus dilengkapi dulu dengan fasilitas lain di Boom Baru namun itu tidak dilakukan dan menurutnya jangan memindahkan tanpa sosialisasi.
“Pelabuhan Boom Baru tidak layak lagi jadi pelabuhan orang , bahkan angkutan barang disana tidak layak lagi di Boom Baru, kalau pemerintah berani dan konsisten dengan pemerintah pusat, kota dan provinsi dan bersinergi pindah semua ke TAA, bahkan dermaga kecil-kecil di Palembang harus dihapuskan pindahkan ke pelabuhan rakyat sungai batang, jadi kita bisa memanfaatkan sungai musi sebagai wisata, semuanya harus terintgrasi dengan kegiatan ekonomi dan kegiatan lain,” katanya.
Apalagi kota Palembang harus jadi kota perdagangan bukan untuk industri,” Jangan kembalikan ke Boom Baru, Boom Baru sudah wajar tidak difungsikan dan harus untuk wisata saja,” katanya.
Sebelumnya Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) RA Anita Noeringhati pekan lalu Komisi IV DPRD Sumsel melakukan kunjungan kerja ke Kementrian Perhubungan (Kemenhub) terkait dengan Kawasan Tanjung Api-Api (TAA).
Sedangkan TAA adalah pelabuhan samudra yang merupakan kewenangan dari pusat.
“ Dengan dijadikannya pelabuhan TAA menjadi pelabuhan barang maka pengangkutan orang kembali ke pelabuhan Boom Baru,” kata politisi Partai Golkar, Kamis (17/1).
Pemindahan tersebut menurutnya, berdasarkan SK Kemenhub akhir tahun lalu.
“ Kita disana menanyakan masalah, pengelolaan pelabuhannya, karena ditahun 2019 Dinas Perhubungan menganggarkan sekitar Rp 3 miliar untuk operasional pengelolaan pelabuhan,” katanya.
General Manager (GM) PT Pelindo II cabang Palembang Agus Edi Santoso sebelumnya , menjelaskan, Pelabuhan Boom Baru, Palembang pada 2019 akan mulai menerapkan digital port.
“Saat ini pelabuhan Boom Baru aktivitasnya terus meningkat, peningkatan tersebut selain mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan juga mengharuskan PT Pelindo II meningkatkan pelayanannya kepada para pengguna fasilitas pelabuhan,” kata Agus Edi Santoso.
Menurutnya, “Saat ini PT Pelindo sudah go digital, pada pertengahan 2019 pelabuhan Boom Baru akan menerapkan digital port. Aplikasi digital akan diterapkan mulai dari kedatangan, bongkar muat, penumpukan hingga sistem yang terhubung secara online di pintu masuk dan keluar pelabuhan.”
Dengan digital port menurut GM PT Pelindo II cabang Palembang, akan meminimalkan kesalahan dibandingkan manual. “Juga akan mengefisienkan waktu bongkar muat atau dwell time di pelabuhan,” katanya.
Pelabuhan Boom Baru Palembang memiliki luas lahan 24 hektare. Menurut Agus Edi, pelabuhan tersebut sudah tidak bisa lagi dikembangkan. Pelabuhan Boom Baru mulai dioperasikan pada masa penjajahan oleh Pemerintah Belanda tahun 1924 – 1942. Pelabuhan Boom Baru memiliki kedalaman kolam 6 – 9 meter dengan panjang dermaga 771 meter.
Sebagai pelabuhan modern, pelabuhan Boom baru memiliki container crane satu unit SWL 30,5 ton dan dua unit SWL 61 ton. Juga memiliki empat unit gantry jib crane SWL 35 ton dan empat unit reach stacker SWL 45 ton.
“Dari pelabuhan Boom Baru setiap tahun diekspor lima komoditas andalan Sumatera Selatan, yaitu karet, kelapa, CPO, inti sawit dan produk kayu. Karet masih menempati posisi teratas komoditas ekspor. Sampai November 2018 jumlah ekspor karet mencapai 898.563 ton,” kata Agus Edi Santoso.
Pelabuhan Boom Baru juga mencatat peningkatan trafik barang peti kemas dan non peti kemas pada 2017 dan 2018. Trafik kapal juga mengalami peningkatan, baik kapal luar negeri, kapal dalam negeri, kapal rakyat dan kapal tamu. #osk