BPBD Bali Minta 10 Tambahan Sirine Peringatan Tsunami

Ilustrasi Alat Pendeteksi Tsunami (Foto: Purwoto Sumodiharjo)

Denpasar – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mengajukan penambahan sepuluh sirine peringatan tsunami(Indonesia Tsunami Early Warning System). Sebagai provinsi yang dikelilingi laut, saat ini Bali hanya memiliki 9 alat sirine.

Informasi tersebut sudah dilaporkan Plt Kalaksa BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Dewa mengatakan rencana pengajuan penambahan sirine tersebut diajukan ke pemerintah pusat melalui BNPB.

“Bapak Gubernur merespons, silakan pengajuan itu dilanjutkan, tetapi jika tidak ada kepastian dari pemerintah pusat, ke depan perlu dikaji untuk dianggarkan dari APBD,” kata Plt Sekretaris BPBD Bali I Made Rentin kepada wartawan, Selasa (29/1/2019).

Rentin mengatakan Senin (28/1) kemarin, Dewa telah berkonsultasi ke kantor BNPB di Jakarta dan ditemui oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Rentin mengatakan untuk penambahan sirine tersebut belum dianggarkan pada 2019.

“Secara penganggaran di tahun 2019 memang belum ada di BNPB, tetapi surat permohonan tersebut akan tetap diajukan kepada pimpinan (kepala BNPB). Diharapkan BPBD Provinsi Bali membangun lebih banyak sirine Ina-TEWS untuk penguatan kesiapsiagaan, dengan sinergi antara dunia usaha dan masyarakat yang dapat berupa pembangunan sirine di hotel, tempat ibadah. Pembangunan dibuat dengan mengedepankan biaya murah namun handal dalam kebencanaan, anggarannya dapat bersumber dari dana desa atau CSR dari dunia usaha,” terang Rentin.

Dalam pertemuan tersebut Sutopo juga menyampaikan 260 unit sirine murah dan handal dalam kebencanaan yang pernah dibangun BNPB di Bantul, Sumatera Barat, dengan teknologi radio pada 2014 juga mengalami rusak. Sutopo juga berharap BPBD Bali membangun museum kebencanaan untuk sosialisasi kebencanaan terhadap anak-anak.

“Pak Sutopo menyarankan, agar di Bali dibangun museum kebencanaan sebagai wadah edutainment (pendidikan sekaligus rekreasi) bagi masyarakat baik anak-anak maupun dewasa serta dapat menjadi destinasi (obyek) wisata baru di Bali,” sambungnya.

Rencananya kesepuluh sirine pendeteksi tsunami tersebut bakal dipasang di sisi barat dan timur Bali yaitu Pantai Candi Kusuma, Pantai Yeh Embang, Pantai Surabrata, Pantai Yeh Gangga, Pantai Petitenget. Kemudian di sisi timur Pantai Lebih, Pantai Kusamba, Pelabuhan Padang Bai, Pantai Candi Dasa, dan Pantai Jasi.

Sementara kesembilan titik sirine yang sudah terpasang saat ini ada di Sanur, Kedonganan, Tanjung Benoa, Seminyak, BTDC Nusa Dua, Kuta, Pulau Serangan, Seririt, Tanah Lot.

Selain itu, BPBD Bali juga mengungkapkan kebutuhan penambahan senzo atau gergaji mesin untuk mempermudah pemotongan pohon. Sebab, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini menyebabkan pohon-pohon perindang di sepanjang jalan rawan tumbang. 

“Keterbatasan di peralatan, hanya dengan 12 alat sensor yang kami miliki agak kewalahan seperti kejadian Jumat (25/1) lalu, karena kebutuhan mendesak kami akan beli swadaya karena memang belanja modal tahun 2019 belum ada, kani akan mohon tambahkan di APBD perubahan, ” tuturnya. 

“Idealnya kami perlu 8 lagi, tapi harga rata-rata per unit Rp 16-20 juta. Usulan ini kami pastikan masuk di APBD Perubahan tahun 2019 sementara kami beli swadaya dulu,” ucap Rentin. 
(ams/rvk)




Leave a Reply