Konfusius, Si Anak Ajaib yang Dipelihara Macan

Patung Konfusius di Confusius Hall 

Qufu – Liburan Imlek, saatnya wisatawan mengenal budaya China. Salah satunya adalah kisah hidup Konfusius, filsuf legendaris yang mengembangkan ajaran Konghucu.

Konfusius dikenal sebagai cendikiawan yang berjasa untuk China. Jauh sebelum pemikirannya berkembang, Konfusius adalah anak yang dibuang di kaki bukit Qufu.

Kisah ini didapatkan detikTravel saat berkunjung ke Qufu, Shandong,China. Menurut pemandu, Konfusius lahir dengan nama Kong Qiu pada tanggal 28 September 551 SM. Ayah dari Konfusius bernama Kong He.

Alkisah, Kong He menikah dan tidak memiliki anak laki-laki. Masih menginginkan anak laki-aki, Kong He menikah lagi dengan seorang wanita.

Namun, begitu istri kedua Kong He mengandung, anak yang dilahirkan perempuan. Istri Kong He kembali hamil dan melahirkan anak perempuan.

Sudah hampir paruh baya, Kong He masih berharap akan datangnya anak laki-laki. Untuk ketiga kalinya, Kong He menikah dengan seorang gadis muda dari keluarga Yan.

Ayah dari gadis tersebut merestui pernikahan anaknya dengan Kong He. Alasannya Kong He adalah salah satu pejabat di pemerintahan.

Setelah menikah, Kong He dan istrinya terus berdoa kepada dewa agar dikaruniai anak laki-laki. Mereka akan pergi berdoa di bawah bukit di dekat Qufu. Tak berapa lama, istri Kong He hamil.

(Bonauli/detikTravel)
(Bonauli)

“Kong He berkata kepada dewa, jika ia sangat ingin anak laki-laki. Ini jadi permintaan terakhirnya karena Kong He sudah berumur 50 tahunan” ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.

Saat hamil pun, Kong He dan istrinya tetap berdoa kepada dewa di kaki bukit. Mereka sangat berharap anaknya adalah laki-laki.

Suatu ketika, saat sedang berdoa perut istri Kong He dihinggapi burung phoenix. Mereka kemudian percaya bahwa burung phoenix tersebut menjadi tanda bahwa dewa menjawab doa mereka.

Setelah melahirkan, Kong He justru kecewa pada dewa. Memang, anak yang dilahirkan adalah laki-laki, namun berwajah jelek.

“Bayi yang dilahirkan memang laki-laki, tapi wajahnya jelek,” cerita Dennis.

Melihat hal ini, Kong He dan istrinya membuang bayi tersebut di kaki bukit tempat mereka biasa berdoa. Dengan harapan bayi tersebut mati karena tidak diberi makan.

Selang beberapa hari, istri Kong He datang kembali ke bukit untuk menguburkan bayi mereka. Terkejutlah sang istri, rupanya bayi tersebut masih hidup.

Setelah diintip, sang istri lebih terkejut lagi. Karena bayi tersebut tidak sendirian. Bayi tersebut dirawat oleh seekor macan.

Melihat hal ini sang istri tau bahwa bayi mereka tidaklah biasa. Sehingga sang istri membawa pulang bayi tersebut dan menceritakan apa yang dialaminya kepada Kong He.

Akhirnya mereka memutuskan untuk merawat bayi tersebut dan diberi nama Kong Qiu. Pada umur 3 tahun, ayah Kong Qiu meninggal. Kong Qiu melanjutkan hidup bersama ibunya dalam kemelaratan.

Kini, bukit tempat Konfusius lahir dijadikan wisata rohani Konghucu. Area tersebut masih satu kawasan dengan Konfusius Hall, di Qufu, Provinsi Shandong, China. (bnl/fay)




Leave a Reply