Menpar Arief Yahya: Wisata Itu Yang Penting Bahagia!

1APA sih yang dicari orang saat berwisata? Suasana baru, cerita baru, keasyikan baru, keseimbangan baru, dan ujungnya adalah bahagia! Long week end, 5-6-7-8 Mei 2016 menjadi ajang untuk menemukan kebahagiaan dengan berliburan. Nah, cara orang untuk menemukan situasi happiness itu beragam bhinneka.
Ada banyak quote yang menyejukkan tentang “bahagia.” Ada satu yang pantas didownload dari Mahatma Gandhi, “Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony!” Jadi, jika ingin berbahagia, sejatinya tidak terlalu rumit, tidak njlimet seperti ilmu matematika, cukup menjaga keseimbangan hidup dan menikmatinya sepenuh hati.
“Saya senang, long week end ini banyak orang berbahagia, berwisata bersama keluarga, anak istri suami, sanak famili, kerabat karib, saudara dan orang-orang dekat. Liburan sambil merasakan suasana yang berbeda dari rutinitas harian yang penat oleh pekerjaan,” ucap Menpar Arief Yahya, yang juga ikut bahagia bersama keluarga di Bandung.
Arief Yahya menyadari belum semua destinasi itu perfect. Belum semua fasilitas pariwisata itu sempurna. Problem kemacetan dan infrastruktur, masalah health and hygiene, soal security and safety, soal manajemen destinasi, soal akses-atraksi-amenitas yang terintegrasi, masih jauh dari sebutan rapi. Tetapi, publik juga menyadari, bahwa membangun semua infrastruktur itu tidak bisa simsalabim, adakadabra, segala permintaan langsung jadi.
Semua membutuhkan proses, semua memperlihatkan progress. “Public semakin paham, bahwa kami juga bergerak cepat dari semua lini. Membangun destinasi baru, 10 Bali baru, menata destinasi lama, mensinergikan antardestinasi sehingga terkoneksi dalam satu spirit Indonesia Incorporated. Ada yang dimulai sekarang, hasilnya baru 2-3 tahun lagi. Ada juga yang digarap sekarang, impact-nya sudah terasa. Semua lini kita sentuh, ditemukan critical success factor, dan langsung actions. Berawal dari akhir, memulai dari desireability (keinginan), bukan feasibility (kebiasaan),” ucapnya.
Menpar Arief Yahya suka membagi tiga besar pekerjaan yang sedang diseriusi saat ini. Pertama, di Kelembagaan dilakukan proses deregulasi, menata kembali regulasi agar lebih cepat, lebih simple, lebih murah, lebih menarik. Dari soal Bebas Visa Kunjungan (BVK), pencabutan CAIT untuk yacht, menghapusan Cabotage untuk cruise, dan lainnya.
Kedua, untuk Pemasaran, memperkuat Branding, mempertajam Advertising, dan melakukan Sales (BAS). Strategi medianya, menggunakan pendekatan Paid Media, Own Media, Social Media, dan Endorser (POSE). Ketiga, pengembangan Destinasi dan Industri, menggunakan strategi Destinasi, Originasi dan Time Line (DOT). Selain 3 greaters, Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam, sudah diluncurkan “10 Bali Baru” atau 10 Top Destinasi Prioritas.
Arief Yahya gembira, warga di hampir semua kota di Indonesia bergerak, dari satu kota ke kota lain. Hampir semua hotel full booked. Itu pertanda, Wisatawan Nusantara (Wisnus) semakin kuat, semakin percaya berwisata di dalam negeri, menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Terima kasih kepada masyarakat yang sudah memilih berwisata di dalam negeri, mengunjungi destinasi nasional, yang menjadi andalan masing-masing kota di tanah air. Bahagia kan tidak harus berwisata jauh-jauh ke negeri seberang. Inilah yang membuat industri kepariwisataan kita terus hidup dan berkembang,” kata lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Unpad Bandung itu.
Jangan lupa, foto-foto bersama orang-orang terkasih, di-up load di media social, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Google+, dan di share ke WhatsApp Group masing-masing. Jangan lupa juga, sisipkan hastag #PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia, agar semua foto-foto piknik dan suasana bahagia itu tersebar ke jagad maya. Juga untuk memperkuat National Branding untuk mengembangkan pariwisata.
“Percayalah, berwisata di dalam negeri juga keren dan bergengsi kok. Dari ratusan, bahkan ribuan lokasi wisata yang bisa membuat bahagia. Jika terpikat wisata bahari, ada Pulau Weh Aceh, Mandeh Sumbar, Bintan dan Anambas di Kepri, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Karimunjawa Jateng, Pulau Seribu DKI, Banyuwangi Jatim, Gili-gili di Lombok, Komodo Labuan Bajo, Wakatobi Sultra, Derawan Kaltim, Selat Lembeh dn  Bunaken, Raja Ampat, Morotai, dan lainnya. Itu kelas dunia semua!” promosi Arief Yahya serius.
Masih ratusan daftar wisata bahari lain, dan yang membanggakan, dua hari terakhir semua penuh dengan Wisnus. Tenaga Ahli Menpar untuk Wisata Bawah Laut, Cipto AG juga melaporkan, bahwa semua tempat wisata bahari dipadati para Wisnus. “Luar biasa, liburan long week end kali ini, semua tempat wisata bawah laut, diserbu pengunjung,” ungkap Cipto AG.
Wisata gunung dan alam juga tidak kalah heboh. “Kita ini kaya dengan gunung-gunung, seperti Bromo Tengger Semeru di Jatim, “Blue Fire” Ijen di Banyuwangi, Rinjani di Lombok, Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Lawu dan lainnya. Yang ingin berpetualangan hutan, juga banyak di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ujung Kulon Banten dan Ujung Timur Banyuwagi, Danau Toba, Danau Ranau, Danau Maninjau, Danau Tiga Warna, dll,” sebutnya.
Bagi pelaku bisnis leisure, liburan ini justru saatnya bekerja keras. Dari hotel, apartement, restoran, café, kedai kopi, persewaan mobil, taxi, mall, toko souvenir, pengelola objek wisata, golf course, sampai urusan laundry dan cuci mencuci, tentu ini hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan.
Arief Yahya ikut bangga, berwisata itu bukan hanya menjadi cara untuk menemukan “kebahagian” dan menaikkan indeks kebahagiaan nasional. Tetapi, berwisata di tanah air sendiri itu sudah menjadi life style. “Berwisata menjelajahi destinasi nusantara itu keren! Lebih bergengsi bisa berfoto bawah laut saat snorkeling dan diving di Raja Ampat dan lainnya, daripada selfie di negara lain,” sebut Arief Yahya. Selamat berwisata, selamat berpiknik, selamat mengeksplore Pesona Indonesia, dan jangan lupa,  Selamat berbahagia!.



Leave a Reply