- June 5, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Kemenpar Menggali Pasar Potensial Hongkong (1)
HONGKONG tetap dipandang sebagai pasar potensial buat promosi Wonderful Indonesia. Tidak salah jika Kemenpar merancang performance di perhelatan International Travel Expo (ITE) yang akan dilaksanakan tanggal 16 – 19 Juni mendatang di Hongkong Convention & Exhibition Centre.
”Kami fasilitasi 8 Industri Pariwisata Indonesia ke event tersebut, kami akan maksimalkan peluang sales di Hongkong yang ibarat kolam, banyak ikannya,” ujar I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Luar Negeri Kemenpar.
Lebih lanjut Pitana mengatakan, ITE Hongkong merupakan event yang bersifat Business to Business (B to B) yang merupakan event terbesar di kawasan Hongkong dan dihadiri lebih dari 50 negara dan 607 peserta pameran, 11.874 buyers yang terdiri dari 75% Hongkong dan 25% daratan China.
”Dua hari pertama akan dilakukan B to B dan selanjutnya 2 hari terakhir dilaksanakan dengan B to C. Selama pameran berlangsung, salah satu rangkaian kegiatan adalah seminar. Ini akan menjadi acara yang sangat penting juga untuk pariwisata Indonesia,” ujarnya.
Sekadar informasi, Kemenpar telah berpartisipasi pada Kegiatan ITE Hongkong sejak tahun 2008 dan ITE Hongkong telah berlangsung sejak tahun 2005. Peserta negara yang berpartsipasi pada event ini adalah: Syscelles, Maldives, Jerman, Australia, Jepang, Malaysia, Philipina, Korea Selatan, Singapore, Thailand, Egypt, Kawasan Eropa, China, India, Taiwan, dan Amerika.
”Kami akan menebarkan wonderful Indonesia di lahan booth yang kami sewa yakni 6 booth dengan luas 54 meter persegi. Booth itu akan didesain dengan fokus bernuansa Wonderful Indonesia Kapal Phinisi dilengkapi dengan image yang mewakili destinasi di 3 Greater yakni Batam, Jakarta, dan Bali,” tambah pria yang pernah mengayam pendidikan di Canberra, Australia itu.
Seperti diketahui, Kemenpar akan menjadikan Hongkong sebagai pasar wisata sekaligus daerah untuk menarik wisatawan mancanegara lebih banyak agar datang ke Indonesia.
“Ada dua negara yang kami jadikan sebagai ‘kolam ikan’ untuk ‘memancing’ turis, yakni Singapura dan Hongkong,” tambah Pitana. Pitana menyebutkan sebagai hub (penghubung) terbesar di Asia Pasifik, tentu banyak pula turis dari berbagai negara yang datang ke Hongkong. “Nah, para ekspatriat dan turis asing di Hongkong ini, yang akan kita ‘pancing’ untuk datang ke Indonesia,” katanya.
Pitana mengatakan, sebagai hub, Hongkong juga lebih siap infrastrukturnya, dengan memiliki sistem ekonomi yang terbuka dan mata uang berbeda dengan China. ”Sebagai penghubung (hub) antara China dan Eropa ke Asia dan sebaliknya, menjadikan Hongkong banyak dikunjungi para pebisnis dan pelancong dari berbagai negara. Ini salah satu momen yang bagus juga dan harus dimaksimalkan,” kata Pitana.
Berdasar data Kemenpar, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5 persen dibandingkan tahun 2013.Sedangkan jumlah turis asal Hongkong yang berkunjung ke Indonesia hingga September 2015 tercatat 65.799 orang atau meningkat 1,31 persen dari tahun sebelumnya, yang tercatat 64.945 orang.
Menpar Arief Yahya menyebut Hongkong itu kota kecil dengan jumlah turis yang luar biasa besar. Dan mereka mengambil dari China Mainland yang makin tinggi daya belinya. “Mereka diuntungkan oleh jarak yang dekat dengan China Daratan,” kata Menpar Arief Yahya yang sedang getol-getolnya menyerbu pasar Tiongkok itu. Seberapa strategis makna Hongkong buat Indonesia? Ikuti lanjutannya.(*/bersambung)