- January 8, 2018
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, — Dukungan masyarakat dalam mewujudkan restorasi gambut di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, sangatlah penting. Namun masyarakat juga butuh jaminan sosial, ekonomi, dan budaya guna mendukung upaya tersebut. Apa yang akan dilakukan Tim Restorasi Gambut (TRG) Sumatera Selatan?
TRG mencanangkan pengembangan kerajinan purun, bambu, dan pengelolaan ikan seperti ikan asap dan ikan asin, serta peternakan kerbau rawa. Target tersebut diungkapkan usai diskusi yang digelar Mongabay Indonesia dalam merayakan usianya yang ke lima tahun di Rumah Sriksetra, Plaju, Palembang, beberapa waktu yang lalu.
“Saat ini TRG Sumsel akan menjalankan program pengembangan ekonomi kreatif bagi masyarakat lokal di sekitar gambut, yang sangat arif terhadap lingkungan, khususnya lahan gambut. Ini merupakan upaya kita agar restorasi gambut memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya ekonomi,” kata Dr. Najib Asmani, Koordinator TRG Sumsel.
“Pada tahap awal, kita akan mengembangkan kerajinan purun, bambu, pengolahan ikan, juga peternakan kerbau rawa, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),” kata Najib.
Mengapa di Kabupaten OKI? “Sebab di kabupaten ini paling banyak lahan gambut yang terbakar, dibandingkan daerah lain. Dari sekitar 700-an ribu hektare lahan gambut di Sumsel yang terbakar, hampir setengahnya terjadi di Kabupaten OKI. Menurut analisa kami, kebakaran tersebut juga disebabkan berbagai aktivitas pertanian dan perikanan, yang selama ini tidak arif terhadap lahan gambut,” jelasnya.
Padahal, katanya, selama puluhan tahun, masyarakat di Kabupaten OKI telah mengembangkan usaha kerajinan dan pengolahan ikan yang sangat arif terhadap lingkungan, termasuk peternakan kerbau rawa. “Produknya berbagi bentuk kerajinan purun, bambu, pengolahan ikan asap, ikan asin, puan dari susun kerbau, dan lainnya.”
Hanya, sumber ekonomi yang arif dengan lingkungan tersebut mulai ditinggalkan masyarakat karena pemasarannya tidak berkembang atau sumber bahan bakunya mulai berkurang. “Misalnya, kerajinan purun dan bambu mulai jarang dikerjakan masyarakat karena pemasaran yang lemah, sementara ikan dari alam sudah mengalami kekurangan sejalan rusaknya gambut.”
Jadi, dalam mengembangkan hal tersebut, TRG Sumatera Selatan bukan hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga pelatihan terkait manejemen dan peningkatan kualitas produksi. “Kita hadirkan para ahlinya untuk memberikan ilmu dan membimbing mereka, sehingga apa yang diberikan berkelanjutan,” kata Najib.
MC Diskominfo Prov.Sumsel/CleY
