- March 27, 2018
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP
Assalamualaikum, warahmatullahi wabarakatuh..
Begitu tinggi batang bulan, terdengar suara tokek, kok tidak ada menyahut salah.. apakah bapak-bapak, ibu-ibu sedang bokek.. Saya yakin tidak bokek….
Begitulah penggalan syair dari Musik Etnik Besemah, “ Rejung Pasirah” yang merupakan kesenian asli Sumatera Selatan (Sumsel) yang tampil memukau di acara ‘Apresiasi Komunitas Budaya Nusantara’ tahun 2018 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Tidak henti tepuk tangan dan pujian bergema memuji memuji penampilan Vebri Alitani dan rekan dalam acara tersebut./
Acara ini sebagai wujud dalam memberikan apresiasi terhadap hasil karya para komunitas budaya yang berlangsung pada 24-25 Maret 2018, di Mall Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, Sabtu (24/3).
Rejung merupakan sebutan tembang Batanghari Sembilan dalam bahasa Besemah, dan Empat Lawang. Pada beberapa daerah, rejungberarti perahu atau biduk. Sedangkan Pesirah adalah nama jabatan struktural (pucuk pimpinan) Pemerintahan Marga yang asli produk Sumsel.

BP/IST
Musik Etnik Besemah, “ Rejung Pasirah” tampil memukau di acara ‘Apresiasi Komunitas Budaya Nusantara’ tahun 2018 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berlangsung pada 24-25 Maret 2018, di Mall Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, Sabtu (24/3).
Bentuk penyajian musik yang akan diitampilkan ada dua bentuk, yakni: bentuk konser musik yang mengadaptasi suasana peradaban suatu daerah, dan mengangkat bentuk-bentuk nyanyian rakyat yang khas dalam kemasan musik kekinian.
Pimpinan rombongan Orkes Rejung Pesirah, Vebri Al Lintani mengaku sangat bangga tampil di acara tersebut dimana dihari pertama, Sabtu (24/3) menampilkan puisi dengan irama guritan dikolaborasi music batang hari 9 dan modern dengan judul : Bunge Ndie.
Dihari kedua, Minggu (25/3) Rejung Pasirah tampil dengan musik garapan khas Sumsel berjudul Repe.
“ Penutupan hari ini saya akan mewakili kawan-kawan komunitas sekaligus menutup acara ‘Apresiasi Komunitas Budaya Nusantara’ tahun 2018,” kata Vebri, Minggu (25/3).
Apalagi menurut Vebri, selama penampilan baik penonton dan pengamat sangat antusias dan memuji penampilan Musik Etnik Besemah, “ Rejung Pasirah ini , karena mengangkat tradisi guritan sasatra lisan yang dilihat yang aslinya guritan lama ditampilkan namun dengan Orkes Rejung Pesirah ini dibuat dinamis dan menarik sehingga disukai para penonton dan pengamat.
Apalagi kegiatan ini di yang gelar oleh Direktorat Kepercayaan Tuhan Yang Maha ESa Dan Tradisi Kemendikbud RI juga menampilkan 21 kesenian dari 21 daerah lainnya di kegiatan tersebut.
Kedepan menurut Ketua Dewan Kesenian Palembang ini, kesenian ini akan terus di lestarikan dan dikembang sebagai musik asli Sumsel dimana masyarakat Sumsel harus lebih mencintai sastra tutur yang selama ini berkembang di Sumsel.
“Kami ada tujuh orang yang tampil dan satu orang dari Taman Budaya dengan membawa alat musik gitar, biola, gendang melayu dan terbangan,” katanya.

BP/IST
Musik Etnik Besemah, “ Rejung Pasirah” tampil memukau di acara ‘Apresiasi Komunitas Budaya Nusantara’ tahun 2018 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berlangsung pada 24-25 Maret 2018, di Mall Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, Sabtu (24/3).
Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengapresiasi acara tersebut.
“Ini momen yang luar biasa bahwa seni tradisi kita hadir di tempat yang mungkin tidak biasa, yaitu di pusat perbelanjaan. Saya mengapresiasi pengelola pusat perbelanjaan ini yang telah memberikan ruang kepada seni tradisi untuk tampil,” katanya.
Menurutnya, dengan menyelenggarakan kegiatan di pusat perbelanjaan ini menjadi kesempatan yang sangat bagus bagi para komunitas budaya untuk tampil karena disaksikan secara langsung oleh para pengunjung.
“Masyarakat dapat menyaksikan secara langsung bagaimana seni tradisi ini terus dikembangkan oleh para komunitas budaya di berbagai daerah,” ujarnya.
Acara ini mengangkat tema “Merajut Keberagaman melalui Ekspresi Komunitas Budaya” dengan tema tersebut diharapkan para komunitas budaya dapat mengekspresikan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
“Saya berharap dapat lebih banyak lagi pusat-pusat berbelanjaan mau berpartisipasi seperti acara hari ini dengan membuka ruang di akhir pekan penyelenggaraan seni dan budaya. Untuk penyelenggaraannya dapat dikerjasamakan dengan kami di kementerian,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Nono Adya Supriyatno.
“Mudah-mudahan ini akan menjadi awal dan akan terus berlanjut tampilnya seni-seni tradisi di ruang publik seperti ini. Mudah-mudahan tidak hanya di sini, tetapi juga di ruang publik lainnya,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu Program Bantuan Pemerintah (Banpem) Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM) yang telah berjalan sejak tahun 2012. Banpem telah diberikan kepada 1.760 komunitas budaya, dan 21 komunitas budaya yang mendapatkan bantuan tersebut tampil dalam acara ini.
Acara yang dihadiri 258 peserta dari seluruh Indonesia ini, dibagi dalam dua rangkaian kegiatan yakni pementasan karya budaya tradisional dan kontemporer, serta diskusi terpumpun atau focus group discussion (FGD).#osk