- January 22, 2019
- Posted by: admin
- Category: Berita

Jakarta – WhatsApp baru saja mengeluarkan kebijakan baru. Mulai hari ini, mereka membatasi jumlah forward pesan hingga lima kali.
Pembatasan ini tidak hanya berlaku di Indonesia, tapi seluruh dunia. Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya WhatsApp mengurangi viralnya hoax atau berita bohong yang ada di platformnya.
Hal tersebut diungkap langsung VP Public Policy and Communications WhatsApp Victoria Grand saat bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara pada Senin sore (21/1/2019).

WhatsApp mengaku telah melakukan uji coba fitur pembatasan pesan yang diforward pada Juli-Agustus tahun lalu di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hasilnya cukup menggembirakan.
“Terjadi perubahan perilaku dalam mem-forward pesan. Kami berhasil menguranginya 25% sejak ujicoba dilakukan. Jadi kami tidak sabar melihat perubahan apa selanjutnya,” ujar Victoria.
Sejak dua bulan lalu, WhatsApp mengaku melakukan uji coba beta secara intensif di Indonesia karena dinilai menjadi salah satu negara prioritas. Sehingga fitur pembatasan ini bisa diimplementasikan mulai Selasa (22/1/2019) pukul 12.00 WIB.
Pembatasan jumlah forward pesan pada aplikasi Whatsapp baru berlaku untuk pengguna OS Android. Untuk IOS sedang dalam proses pengembangan.
1.Pembatasan Forward Pesan WhatsApp Efektif Tangkal Hoax?
WhatApp membatasi pesan yang diforward demi menangkal hoax. Tapi seberapa efektifkah kebijakan itu?
Pertanyaan itu wajar muncul karena pengguna bisa saja menyimpan konten yang diterima dan mengirimkan kembali ke orang lain. Alhasil hoax tetap berpotensi menjadi viral.
Menurut VP Public Policy and Communication WhatsApp Victoria Grand pembatasan forward pesan memberikan dampak yang cukup signifikan. Setidaknya itu terlihat dari hasil uji coba penerepan kebijakan tersebut pada pertengahan tahun lalu.
“Terjadi perubahan prilaku dalam mem-forward pesan. Kami berhasil mengurangi 25% sejak ujicoba dilakukan,” ujar Victoria di tempat yang sama.
Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)Rudiantara tidak menampik jika pesan dapat viral dengan mengirim kembali ke banyak orang. Hanya saja dengan pembatasan jumlah forward sudah dapat mengurangi potensi hoax menjadi viral.
“Ini seperti deret ukur yang tadinya bisa kepada unlimited ke unlimited, sekarang dibatasi lima. Ini jauh akan mengurangi,” kata Rudiantara
2.WhatsApp Dijadikan Media Memviralkan Hoax
Menkominfo Rudiantara mengapresiasi upaya WhatsApp mengurangi viralnya hoax. Dinilainya pula langkah aplikasi pesan milik Facebook itu berarti mereka tidak sekadar berbisnis, tapi menciptakan pasar yang kondusif.
“Jadi mereka tidak hanya konsen di bisnisnya. Tapi juga menjaga keberlangsungan pasar di Indonesia. Saya mengapresiasi usaha ini,” kata Rudiantara.
Dipaparkannya upaya pengurangan penyebaran hoaks melalui WhatsApp menjadi perhatian global. Dalam World Global Influencer Leader, dirinya dan empat perwakilan dari empat negara lain melakukan pembahasan dengan pihak WhatsApp untuk mewujudkan langkah pengurangan penyebaran hoaks.
Gayung bersambut pihak WhatsApp pun punya kegelisahan yang sama akan hal itu. Dari sana, anak usaha Facebook ini mengembangkan fitur pembatasan pesan yang bisa di-forward.
“Modusnya selama ini konten hoax diposting di Facebook, di-screenshot lalu take down. Screenshootnya diviralkan lewat WhatsApp. Nah kita berupaya mengurangi viralnya ini,” jelas Menkominfo.
“Kalau kontennya positif kami selalu support, diforward sebanyak mungkin tidak masalah. Tapi kalau konten negatif seperti hoax, harus kita kurangi,” pungkas pria yang kerap disapa Chief RA itu.(afr/afr)