- September 4, 2024
- Posted by: Eko Adjis
- Category: Berita, Info Bisnis
• Bursa saham AS ditutup melemah cukup signifikan dan mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak awal Agustus. Tekanan bagi bursa saham AS ini terjadi menjelang data yang kemungkinan memengaruhi seberapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga. Indeks Volatilitas CBOE, pengukur kecemasan Wall Street yang mengukur ekspektasi pasar terhadap perubahan pasar saham, naik 33,2% menjadi 20,72. Ini menjadi persentase kenaikan harian terbesar dan penutupan tertinggi sejak awal Agustus.
• Sentimen pasar melemah di tengah rilis data manufaktur AS yang menunjukkan pelemahan. PMI manufaktur AS pada bulan Agustus dilaporkan sebesar 47,2. Meskipun angka ini naik dari bulan Juli sebesar 46,8, namun angka ini bersifat kontraktif (<50). Rilis angka ini menunjukkan ekonomi AS melemah lebih daripada perkiraan dan meningkatkan kemungkinan The Fed memangkas suku bunganya bulan ini. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pasar tentang ke mana arah ekonomi AS akan berjalan. Para investor saat ini sedang menunggu beberapa laporan pasar tenaga kerja menjelang data nonfarm payroll AS untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang.
• Penurunan indeks saham AS dipengaruhi oleh penurunan saham-saham teknologi mega cap. Saham teknologi megacap yang disebut Magnificent Seven, yang telah memimpin reli tahun ini, merosot. Di mana, saham Nvidia anjlok hampir 10%, memangkas rekor USD279 miliar dari kapitalisasi pasarnya, yang berakhir pada USD2,65 triliun. Ini adalah penurunan nilai pasar terbesar dalam satu hari bagi perusahaan AS. Saham Tesla turun 1,6% setelah Reuters melaporkan bahwa pembuat kendaraan listrik itu berencana untuk memproduksi varian enam kursi dari mobil Model Y-nya di China mulai akhir 2025.
• Pasar menantikan kebijakan bank sentral AS pada 17-18 September. Peluang penurunan suku bunga sebesar 25 bps berada pada 63%, menurut FedWatch Tool milik CME Group. Sementara, peluang untuk penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps berada pada 37%.
*Domestic Highlights*
Perkembangan dari pasar saham domestik menunjukkan IHSG pada Selasa (3/9) ditutup melemah 1,01% (dtd) ke posisi 7.616,52 dari penutupan sebelumnya pada level 7.694,53. Nilai transaksi pada hari kemarin sebesar Rp10,58 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp12,68 triliun. Sementara itu, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp116,82 miliar. Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp29,03 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg menetap di level Rp15.525/USD.
Beberapa perkembangan dari dalam negeri lainnya, yaitu:
• Kemenkeu: Anggaran makan bergizi gratis sebesar Rp71 triliun telah dianggarkan tanpa memangkas anggaran Kementerian/Lembaga lain. Adapun dana tersebut berasal dari cadangan pendidikan sehingga tidak mengambil pos belanja manapun.
• Kementerian BUMN: Dividen BUMN ditargetkan meningkat sebesar Rp5 triliun (yoy) menjadi Rp90 triliun pada tahun 2025. Sebagai informasi, total kontribusi BUMN mencapai Rp1.940 triliun untuk periode tahun 2020-2023.
• Pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp195,6 triliun hingga Agustus 2024. Jumlah tersebut telah melampaui target KUR tahun 2024 yang sebesar Rp280 triliun.
• OJK: Akumulasi dana pensiun berpotensi mencapai 20% dari total PDB setelah akhir penerapan Peta Jalan Pengembangan Dana Pensiun 2024-2028. Adapun, total dana pensiun meningkat 7,58% (yoy) menjadi Rp1.448,28 triliun pada semester I-2024.
• Indonesia berencana untuk menyimpan stok penyangga (buffer) bahan bakar minyak, yaitu bensin, LPG, dan minyak bumi. Penyediaan tersebut bertujuan untuk menjamin ketahanan energi nasional, mengatasi krisis energi, dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
*Corporate Highlights*
• APLN mencatatkan pendapatan marketing sales sebesar Rp980 miliar selama Januari hingga Juli 2024. Perolehan tersebut tercatat naik 40% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp682 miliar.
• PJAA telah memperoleh dividen interim sebesar Rp100 miliar dari anak usahanya, yaitu PT Taman Jaya Ancol. Selain itu, PJAA juga telah mempercepat pelunasan fasilitas kredit investasi sebesar Rp496,36 miliar.
• MLBI telah menginvestasikan Rp93,9 miliar untuk membangun fasilitas biomassa dan panel surya pada dua pabriknya. Langkah tersebut merupakan upaya emiten dalam mendorong penerapan energi terbarukan sebesar 100% pada seluruh lini produksinya.
• HRTA menargetkan laba bersih sebesar Rp410 miliar hingga akhir 2024. Target tersebut didukung oleh perolehan laba bersih emiten pada semester I-2024 yang sebesar Rp205,63 miliar, atau naik 10,83% (yoy) dari tahun 2023.
• ASRI telah menggunakan capital expenditure (capex) sebesar Rp179 miliar pada semester I-2024. Adapun capex tersebut dialokasikan oleh emiten untuk pembelian tanah di Suvarna Sutera dan Alam Sutera fase 2.