Morning Market Highlights

• Pasar saham AS ditutup sedikit melemah pada perdagangan kemarin setelah data pasar tenaga kerja yang lemah dan komentar dari pejabat The Fed yang memperkuat argumen untuk pemotongan suku bunga. Saham-saham di sektor utilitas dan barang konsumen mengalami kenaikan. Sementara, sektor energi dan teknologi menjadi penekan utama. Enam dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 berakhir lebih rendah. Saham teknologi megacap turun, termasuk Apple yang ditutup turun 0,9%. Microsoft turun 0,1%, Alphabet turun 0,5%, dan Amazon.com turun 1,7%. Saham Nvidia mengalami penurunan nilai pasar sebesar USD279 miliar pada Selasa, kembali turun 1,7% di tengah laporan media bahwa perusahaan menerima panggilan dari Departemen Kehakiman AS terkait kasus monopoli.
• Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan turun ke level terendah dalam 3,5 tahun pada bulan Juli. Rilis data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) tersebut menunjukkan bahwa jumlah lowongan yang tersedia di AS pada bulan Juli tercatat sebesar 7,67 juta, turun 237.000 dari bulan Juni. Angka tersebut lebih rendah daripada survei ekonom yang memprediksi sebanyak 8,1 juta pekerjaan. JOLTS merupakan salah satu indikator yang dipantau ketat oleh The Fed untuk mengukur kondisi pasar tenaga kerja di AS. Rilis data kemarin menunjukkan bahwa pelonggaran ketatnya pasar tenaga kerja dapat memperkuat keputusan The Fed untuk mulai memangkas suku bunga pada pertemuan pada 17-18 September mendatang.
• Pasar juga mencermati pernyataan pejabat The Fed kemarin untuk melihat arah kebijakan ke depannya. Raphael Bostic, presiden The Fed Atlanta mengatakan pada hari Rabu bahwa bank sentral tidak boleh mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dengan waktu yang terlalu lama karena berisiko menyebabkan terlalu banyak kerugian pada tenaga kerja. Dia menambahkan bahwa menunggu hingga inflasi turun kembali ke target 2% dari The Fed sebelum memotong suku bunga akan berisiko menyebabkan gangguan di pasar tenaga kerja yang dapat menimbulkan “penderitaan” yang tidak perlu.

*Domestic Highlights*
Perkembangan dari pasar saham domestik menunjukkan IHSG pada Rabu (4/9) ditutup menguat 0,74% (dtd) ke posisi 7.672,90 dari penutupan sebelumnya pada level 7.616,52. Nilai transaksi pada hari kemarin sebesar Rp11,41 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp12,67 triliun. Sementara itu, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp192,58 triliun. Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp29,23 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terapresiasi ke level Rp15.475/USD dari sebelumnya Rp15.525/USD.
Beberapa perkembangan dari dalam negeri lainnya, yaitu:
• Kemenkeu: Nominal defisit dalam RAPBN 2025 dipastikan tidak berubah. Sebagai informasi, postur RAPBN 2025 tetap terjaga di defisit Rp616,19 triliun atau tidak berubah sebesar 2,53% dari PDB.
• Pemerintah mengusulkan tambahan belanja K/L sebesar Rp117,87 triliun dalam RAPBN 2025. Tambahan belanja tersebut akan dimanfaatkan untuk empat program baru pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG), pemeriksaan kesehatan, renovasi sekolah, dan lumbungan pangan nasional.
• Kemenkeu: Target Penerimaan Negara Bukan Pajak direvisi meningkat sebesar Rp8,26 triliun menjadi Rp513,64 triliun pada RAPBN 2025. Peningkatan tersebut didorong oleh proyeksi kenaikan dividen BUMN sebesar Rp4 triliun.
• Indonesia menerima hibah sebesar USD649 juta dari pemerintah AS melalui Millenium Challenge Corporation. Dana hibah tersebut akan dimanfaatkan untuk percepatan pembangunan nasional, seperti pembiayaan, infrastruktur transportasi dan logistik, serta meningkatkan akses pembiayaan UMKM.
• Dewan Energi Nasional: Pemerintah mengelola Cadangan Penyangga Energi (CPE) dengan tujuan menjaga harga dan mengantispasi krisis energi. Hal tersebut meliputi fungsi buffer stock dan meningkatkan daya tawar dalam negoisasi impor energi.

*Corporate Highlights*
• KLIN berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih sebesar Rp377 juta pada kuartal II-2024. Jumlah tersebut naik sebesar 129,53% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi sebesar Rp1,27 miliar.
• PTRO memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp2,3 triliun dengan tenor delapan tahun dari BBNI. Adapun pinjaman tersebut akan digunakan emiten untuk mendanai belanja modal, termasuk kontrak jasa pertambangan.
• CUAN meraih fasilitas pinjaman sebesar Rp775 miliar dari BBNI dengan jatuh tempo pada 2030 mendatang. Sebelumnya, emiten juga telah menerima pinjaman dari bank yang sama sebesar Rp1,35 triliun dengan jatuh tempo pada tahun 2028.
• ARTO melakukan ekspansi kredit dengan menyuntikkan dana kepada anak usaha sebesar Rp500 miliar. Fasilitas kredit ini berdurasi lebih dari 3 tahun, dimulai sejak penandatanganan perjanjian kerja sama pada 30 Agustus 2024.
• BYAN mengeksekusi transaksi senilai Rp264,4 miliar pada 30 Agustus 2024. Transaksi tersebut bertujuan untuk keperluan investasi dan menunjang kelancaran kegiatan operasional emiten.(ril)



Leave a Reply