Pergerakan Bursa Saham Global Sepekan

Bursa – Pergerakan bursa saham global sepekan dipengaruhi beberapa sentimen antara lain:

*Pada perdagangan pekan lalu, pasar saham AS bergerak bervariasi dan ditutup menguat pada hari terakhir perdagangan minggu lalu menjelang rapat The Fed*. Ketiga indeks acuan utama AS berakhir mendekati level tertinggi sekitar dua minggu dan mencatat kenaikan mingguan yang solid. Meningkatnya taruhan peluang pemangkasan suku bunga The Fed ini juga berhasil mendorong indeks saham berkapitalisasi besar. Selain itu optimisme tampak paling jelas dalam indeks kapitalisasi kecil Russell 2000, yang naik 2,5% pada Jumat. Kenaikannya sudah mencapai 4,4% selama sepekan.

*Pasar mencermati pertemuan The Fed pada 17-18 September mendatang untuk menentukan arah kebijakan suku bunga*. Taruhan terhadap besaran pemangkasan yang akan dilakukan hampir seimbang. FedWatch Tool milik CME menunjukkan ekspektasi pemangkasan 50 basis poin melonjak dari 28% menjadi 49%, sementara probabilitas pemangkasan 25 basis poin kini berada di kisaran 51%. Mantan Presiden The Fed New York, Bill Dudley, mengatakan pada Kamis malam bahwa ada alasan kuat untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin. Laporan di Wall Street Journal dan media lain pada Kamis pagi pekan lalu mengatakan bahwa The Fed menghadapi keputusan sulit tentang seberapa banyak pelonggaran yang akan dilakukan pada 18 September mendatang.

*Pasar juga memantau sejumlah data ekonomi AS, termasuk inflasi dan tenaga kerja yang dirilis pada pekan lalu*. Departemen Tenaga Kerja AS merilis, inflasi AS tercatat sebesar 2,5% (yoy) pada bulan Agustus, lebih rendah daripada bulan Juli yang sebesar 2,9%. Capaian tersebut juga lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar yang proyeksi inflasi melandai 2,6% (yoy). Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,2% pada bulan Agustus, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%. Secara terpisah, klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara mencapai 230.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 September atau sesuai perkiraan.

*Domestic Highlights*

*Perkembangan dari pasar saham domestik pada akhir pekan lalu (13/9) menunjukkan IHSG ditutup menguat sebesar 1,17% (wow) ke posisi 7.812,13*, dari penutupan pekan sebelumnya (6/9) pada level 7.721.85. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang pekan lalu naik dibandingkan pekan sebelumnya, yakni menjadi Rp14,98 triliun dari sebelumnya Rp10,69 triliun. Dengan demikian, rata-rata nilai transaksi harian sejak awal tahun senilai Rp12,71 triliun. Sementara itu, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp20,41 triliun. Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp51,40 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terdepresiasi ke level Rp15.400/USD dari sebelumnya sebesar Rp15.365/USD. Adapun sektor technology, properties & real estate, dan transportation & logistic mencatatkan kenaikan paling besar pada tren penguatan IHSG sepanjang pekan lalu.

*Beberapa informasi ekonomi penting selama sepekan kemarin* antara lain:

* *BI: Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan Agustus 2024 diperkirakan meningkat mencapai 215,9 atau tumbuh sebesar 5,8% (yoy*). Secara bulanan, angka tersebut naik sebesar 1,6% (mom) dibandingkan bulan Juli 2024.
* *BI: Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 tercatat sebesar 124,4. Angka tersebut tercatat naik dibandingkan bulan Juli 2024 yang sebesar 123,4*.
* *OJK: Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) mencapai angka 59 pada kuartal III-2024*, naik dari 31 pada triwulan II-2024. Adapun hal tersebut membuat para bankir optimis bahwa ekonomi RI akan lebih baik pada akhir 2024.
* *OJK: Pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan meningkat sebesar 10,53% (yoy) menjadi Rp494,1 triliun*. Nilai tersebut mencerminkan bahwa industri multifinance tetap menunjukkan pertumbuhan di tengah penurunan daya beli masyarakat.
* *BI akan meresmikan lembaga pengelola pasar uang dan pasar valas, yaitu Central Counterparty (CCP) pada 30 September 2024*. Pembentukan CCP diharapkan dapat mendorong pendalaman pasar keuangan Indonesia.
* *Pemerintah mematok tarif cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) sebesar 2,5% pada tahun depan*. Dalam Perpres Nomor 130 Tahun 2022 tentang cukai minuman manis ditargetkan menyumbang sekitar Rp3,08 triliun dalam penerimaan cukai.
* *Kementerian ESDM menargetkan investasi EBT sebesar Rp19,01 triliun pasca relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)*. Adapun aturan mengenai TKDN telah tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No.11 tahun 2024. (TimBEI)



Leave a Reply