- December 16, 2024
- Posted by: Eko Adjis
- Category: Berita, Info Bisnis

Pergerakan bursa saham global sepekan dipengaruhi beberapa sentimen, antara lain:
Indeks-indeks Wall Street mayoritas turun pada akhir perdagangan Jumat (13/12). Bahkan, Dow Jones Industrial Average mencatatkan penurunan selama tujuh sesi beruntun dan terpanjang sejak 2020*. Pergerakan pasar ini mengikuti sesi sebelumnya yang juga ditutup melemah oleh tiga indeks utama di Wall Street. Nasdaq Composite bahkan sempat turun di bawah level 20.000, menunjukkan volatilitas yang masih tinggi di pasar. Sepanjang pekan ini, Dow Jones mencatat penurunan sebesar 1,8%, sementara S&P 500 turun 0,6%, mengakhiri tren kenaikan selama tiga pekan berturut-turut. Di sisi lain, Nasdaq mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,3%.
* *Beberapa saham teknologi utama mengalami tekanan dan membebani kinerja indeks. Saham Nvidia turun lebih dari 2%, Meta Platforms melemah lebih dari 1%, dan saham Amazon juga sedikit turun*. Namun, Broadcom mencapai kapitalisasi pasar sebesar USD1 triliun setelah melonjak lebih dari 24%. Kenaikan tersebut didorong oleh laporan pendapatan kuartal keempat yang melampaui perkiraan.
Dari data ekonomi, rilis data inflasi turut menjadi perhatian pasar sepanjang pekan kemarin. Indeks harga konsumen (IHK) AS naik 2,7% (yoy) bulan November, naik sedikit dari 2,6% (yoy) pada Oktober, menurut Departemen Tenaga Kerja dalam sebuah pernyataan. Hal itu sejalan dengan perkiraan sejumlah ekonom. Meski data inflasi menunjukkan percepatan dibanding bulan sebelumnya, para pelaku pasar memperkirakan angka ini masih cukup mendorong The Fed memangkas suku bunga. Para pembuat kebijakan pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada pertemuan pekan ini mencapai menjadi 96,9%. Angka ini mengalami penurunan dari perdagangan Rabu pekan kemarin yang mencapai 98,6%.
Domestic Highlights
Perkembangan dari pasar saham domestik pada akhir pekan lalu (13/12) menunjukkan IHSG ditutup melemah sebesar 0,79% (wow) ke posisi 7.324,79 dari penutupan pekan sebelumnya (6/12) pada level 7.382,79. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang pekan lalu naik dibandingkan pekan sebelumnya, yakni menjadi Rp20,20 triliun dari sebelumnya Rp10,72 triliun. Dengan demikian, rata-rata nilai transaksi harian sejak awal tahun senilai Rp12,90 triliun. Sementara itu, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp2,70 triliun. Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp19,93 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terdepresiasi ke level Rp15.955/USD dari sebelumnya sebesar Rp15.850/USD. Adapun sektor financials, healthcare, dan transportation & logistics mencatatkan penurunan paling besar pada tren pelemahan IHSG sepanjang pekan lalu.
Beberapa informasi ekonomi penting selama sepekan kemarin antara lain:
BI: Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2024 tercatat sebesar 125,9, naik dari 121,1 pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing sebesar 113,5 dan 138,3.
APBN mencatatkan defisit sebesar Rp401,8 triliun pada November 2024. Adapun defisit ini meningkat dibandingkan bulan Oktober 2024 yang sebesar Rp309,2 triliun.
Menko Perekonomian RI menargetkan Indonesia dapat mengoperasikan Bullion Bank atau Bank Emas pada semester I-2025.Target ini sebagai inisiatif strategis untuk memanfaatkan emas sebagai aset bernilai tinggi.
Kementerian ESDM: Skema penyaluran BBM subsidi blending melalui BLT dan subsidi langsung pada barang akan berlaku awal 2025. Langkah ini bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat serta ketepatan sasaran subsidi.
Bapanas memastikan ketersediaan dan harga pangan pokok stabil menjelang Nataru 2024/2025.Berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024, stok beras nasional hingga akhir tahun diestimasikan sebesar 8,3 juta ton.
DJP Kemenkeu mengawasi sektor-sektor ekonomi berkinerja positif guna mengejar target penerimaan pajak.Selain itu, dilakukan dinamisasi terhadap setoran pajak pada sektor pertambangan dan perdagangan.
Pemerintah akan menghentikan impor sejumlah komoditas pertanian pada tahun 2025. Adapun komoditas yang dimaksud mencakup beras, gula, garam, dan jagung untuk pakan ternak.(ly/ril)