2 Hari Bulog Habiskan 2 Ton Daging

1Palembang, BP-Operasi Pasar (OP) daging sapi yang digelar Perum Bulog Sumsel dan Babel rupanya langsung meredam keluh kesah warga soal harga daging yang tinggi. Dalam dua hari terakhir, daging yang dibanderol Rp90 ribu per kilogram itu sudah terserap pasar dua ton.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel Mansur Siri mengatakan, daging dijual dengan harga terjangkau. Namun begitu, kualitasnya dipastikan baik.
“Daging yang kita jual banyak diminati masyarakat. Hingga saat ini sudah terjual sekitar dua ton,” katanya, Kamis (9/6).
Ia mengatakan, OP tidak hanya digelar di Palembang, tetapi juga di Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, hingga Provinsi Bangka Belitung.
“Untuk tahap awal, daging disediakan tujuh ton, tetapi baru datang empat ton. Semalam (kemarin-red) sudah datang lagi satu ton,” ujarnya.
Dikatakan, pengiriman daging menggunakan pesawat sehingga muatannya terbatas. Untuk itu pihaknya mengusulkan pengiriman via truk kontainer agar pasokan lebih banyak.
Menurutnya, daging yang dijual dalam OP Bulog berasal dari Jakarta. Setibanya di Palembang, daging sapi tersebut disimpan di dalam freezer, sebagian di Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Palembang, lainnya di gudang Bulog.
“Kita siapkan sekitar tiga freezer untuk menyimpan daging. Salah satu freezer di dalam mobil yang diberikan oleh Bank Indonesia, yang berfungsi untuk OP mobile ke beberapa tempat,” ujarnya.
OP yang dilakukan oleh Perum Bulog, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel, Bank Indonesia sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), sesuai instruksi Presiden Joko Widodo agar harga daging sapi di pasaran bisa ditekan hingga Rp80 ribu. Namun memang tak mudah mencapai level harga tersebut. Harga daging sapi di pasaran masih di level tinggi Rp140 ribu per kg.
Lebih lanjut ia mengatakan, OP yang juga menyediakan kebutuhan pokok selain daging, digelar di lima titik, yakni Halaman Kantor Bulog di Jalan Perintis Kemerdekaan, Dinas Pertanian Sumsel, Kantor Ketahanan Pangan, Bulog di Kenten, dan Kantor Bakorluh (Badan Koordinasi Penyuluhan).
Sementara itu pengamat ekonomi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Yan Sulistyo mengatakan, OP efektif dalam menurunkan harga daging di pasaran. Namun, ia menyayangkan hanya digelar di lima titik saja.
“Seharusnya OP masuk ke pemukiman masyarakat, door to door. Tawarkan daging dengan harga di bawah pasar itu ke rakyat secara dekat. Dengan begitu, agen yang menjual daging dengan harga tinggi akan menghilang dengan sendirinya,” katanya.



Leave a Reply