DPRD Sumsel Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2019 Turun

BP/IST
Agus Sutikno

Palembang, BP

Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Sutikno memprediksi dalam jangka waktu satu dan dua bulan kedepan akan terjadi perombakan jajaran di Pemprov Sumsel dimana hal  tersebut bisa menjadi variabel untuk memprediksi Sumsel kedepan.

“ Kita lihat nanti, apakah pejabat yang baru itu kinerjanya bagaimana untuk menjalankan APBD, tapi harapannya tentu harus ada progres lebih baik,” katanya, Senin (7/1).

      Untuk pertumbuhan ekonomi Sumsel selama ini diatas rata-rata nasional yaitu 5,5 persen, sementara nasional pertumbuhan ekonomi 5,1 persen.

“ 2019 pertumbuhan ekonomi Sumsel turun bisa 5,1 persen, tapi apapun pemilu ini menentukan, karena ekonomi itu juga dipengaruhi faktor non ekonomi, seperti politik dan keamanan, hukum , menurut saya pemilu ini harus di upayakan berjalan dengan baik, tidak gonjang ganjing, insya Allah itu menjadi parameter positip untuk untuk tumbuhnya ekonomi nasional,” katanya.Apalagi provinsi termasuk wilayah ekonomi nasional.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Sumsel 2019 akan tumbuh pada kisaran 5,6 persen-6 persen year on year (yoy) atau sedikit melandai dibandingkan 2018.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumsel ini utamanya disebabkan oleh kondisi eksternal yang menunjukkan pelemahan.

Penurunan pertumbuhan ekonomi dunia, seperti risiko perang dagang, penurunan perdagangan dunia, serta tren perlambatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor utama diperkirakan, menjadi faktor utama perlambatan ekonomi Sumsel.

Hal ini diperkirakan berdampak pada kinerja komoditas unggulan Sumsel seperti karet, batubara, dan kelapa sawit.

“Pertumbuhan akan lebih tinggi dari kisaran apabila beberapa proyek strategis seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api dapat segera direalisasikan,” ujar Pjs Kepala Kantor Bank Indonesia  Perwakilan Sumatera Selatan Hari Widodo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Grand Ballroom The Arista Hotel Palembang, Selasa (18/12).

Melalui catatan BI perekonomian Sumsel terus meningkat sejak 2017, bahkan pada triwulan III 2018 ini pertumbuhan mencapai 6,14 persen yoy atau tertinggi selama lima tahun terakhir.

Sedangkan, laju inflasi Sumsel November 2018 tercatat sebesar 1,83 persen ytd atau 2,47 persen yoy, terendah selama tahun 2018.

Hari menerangkan, sebelumnya pemerintah daerah juga telah melakukan beberapa perbaikan Current Account Defisit (CAD) bisa melalui akselerasi industri hilir serta perbaikan sektor pariwisata Sumsel.

“Upaya ini meliputi peningkatan ekspor perlu dilakukan melalui pengembangan industri hilir yang menyasar pada peningkatan nilai produk yang memberikan nilai tambah tinggi sehingga berdampak kepada neraca perdagangan. Sektor pariwisata merupakan sektor yang secara langsung dapat menambah pemasukan devisa melalui konsumsi wisata.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru, melalui Asisten Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yohannes H Toruan mengatakan, menyambut baik PTBI dan berharap kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk menggerakkan perekonomian Sumsel.

Menurutnya, setelah melaui 2018 yang penuh tantangan dengan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, BI telah mengintervensi pasar dan membuat rupiah kembali menguat.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, ia menjamin, Pemprov Sumsel akan terus tingkatkan investasi tahun depan, khususnya gerakkan ekonomi kerakyatan, pembangunan pertanian, UKM, dan pariwisata.

“Sesuai visi Sumsel Maju untuk Semua. Hal ini dilakukan dengan penyediaan perizinan satu pintu, pembangunan SDM, dan kemudahan investasi,” katanya.

Menyikapi paparan outlook ekonomi oleh pihak BI, dia optimistis 2019 ekonomi Sumsel akan meningkat. Apalagi dengan banyaknya gebrakan percepatan ekonomi yang diambil Pemprov. Seperti di bidang pertanian yang dirancang sebagai sokoguru perputaran ekonomi masyarakat.

“Saya optimistis ekonomi Sumsel tahun depan semakin membaik sebab beberapa waktu lalu, Sumsel dan Kalsel telah diamanatkan presiden agar memaksimalkan lahan rawa pasang surut sebesar 500 ribu hektare,” jelas Yohanes.

Ia melanjutkan, di Muara Telang akan dicoba pemanfaatan 1.000 hektare lahan rawa pasang surut untuk tanam padi.

Lewat upaya tersebut diharapkan bisa dua kali panen dalam setahun dan hasilnya mencapai 14 ton per hektare.

“Untuk lahan tersebut ke depannya akan diterapkan teknologi pompa yang dikembangkan masyarakat Sumsel di Pemulutan. Bisa untuk tanam padi dan beternak ikan. Usaha ini mendapatkan pendanaan dari pusat,” lanjutnya.

Selain itu, dia berharap ada upaya lain yang didapatkan dari pengembangan potensi karet. Efek pembangunan Jalan Tol Palembang – Bengkulu yang akan dimulai Februari 2019.

“Selanjutnya nanti akan kami kembangkan Kopi Sriwijaya. Satu brand yang bakal diperkenalkan. Caranya yaitu dengan kita akan bangun pabrik kopi. Ini smeua untuk mendayagunakan potensi yang kita miliki.” katanya.#osk



Leave a Reply